PNS Membangkang, Pemerintahan Myanmar Terancam Lumpuh Total
- Sejumlah departemen masih buka tapi tanpa karyawan.
- Karyawan bank swasta turun ke jalan.
- Nasabah bank yang dikelola militer gelar aksi tarik dana.
JERNIH — Pekan ini, aktivitas di banyak departemen pemerintah Myanmar kemungkinan berhenti total akibat sebagian staf menolak berkeja untuk rejim militer. Pemerintah Myanmar diprediksi lumpuh total.
Situs irrawaddy.com menulis banyak kantor pemerintah dan rumah sakit ditinggalkan karyawannya. Sebagian karyawan memilih berdiam di rumah, lainnya bergabung dengan gerakan pembangkangan sipil (CDM).
Di Yangon, kantor Departemen Administrasi Umum kotapraja dan sejumlah bank pemerintah masih beroperasi tapi dengan karyawan sedikit.
Seorang direktur departemen tenaga kerja kotapraja mengatakan beberapa departemen ditutup, karena staf membangkang aturan militer dan bergabung dengan CDM.
Sekitar 500 pekerja, mulai dari tingkat direktur sampai staf, kementerian perdagangan, listrik dan energi, transportasi dan komunikasi, pertanian, peternakan, dan irigasi, meninggalkan kursi mereka dan bergabung dengan aksi CDM di Naypyitaw.
Di luar pemerintahan, karyawan bank swasta di seluruh Myanmar sepakat meninggalkan kantor dan berpawai di jalan-jalan. Beberapa bankir yang berpartisipasi mengatakan akan melanjutkan aksi mereka sepanjang pekan ini.
Keputusan politik karyawan bank menyita perhatian U Min Ko Naing, aktivis veteran Revolusi Saffron 1988. Di laman Facebook ia menulis; “Ini pekan paling penting bagi gerakan pembangkangan sipil, dan lembaga keuangan memainkan peran kunci.”
Pernyataan lebih tegas disampaikan Ko Naing dalam pesan video. “Bank secadra khusus berada di tempat paling paling penting untuk menyukseskan CDM.”
Sejumlah bank swasta menutup kantor cabangnya di Yangon, karena karyawan turun ke jalan. Salah satunya KBZ Bank.
“Kami akan terus berdemo sampai rejim militer berakhir,” kata seorang bankir yang mengaku bernama Ma Snow.
Bank Myawaddy, milik militer Myanmar, masih beroperasi tapi dibuat kelimpungan oleh aksi nasabah tarik dana. Nasabah memenuhi seruan pengunjuk rasa untuk memboikot semua bisnis Tatmadaw — julukan militer Myanmar.
Senin lalu, bank militer di Yangon buka setengah hari setelah ratusan orang berbondong-bondong menarik dana. Pengelola bank merespon gerakan ini dengan membatasi penarikan dana hingga 5 juta kyat per orang.
Seorang karyawan Myawaddy Bank mengatakan setiap hari hanya 200 nasabah pertama yang dilayani sejak pukul 8:30 pagi. Akibatnya, sejak dini hari nasabah berdatangan ke kantor bank untuk menjadi satu dari 200 orang pertama yang dilayani pada hari itu.
Segala cara dilakukan rakyat Myanmar untuk menekan militer, dan akan terus melakukannya.