Politik Sayang Istri dan Pemakzulan Presiden Korsel Yoon Suk-yeol
- Selama dua setengah tahun berkuasa, Presiden Yoon Suk-yeol dihantui berbagai skandal yang melibatkan istri cantik-nya.
- Yoon Suk-yeol bertindak sebagai suami berbakti, bukan presiden Korsel. Dia membantah semua tuduhan untuk istrinya.
JERNIH — Publik Korea Selatan (Korsel) masih menunggu keputusan peninjauan Mahkamah Konstitusi atas mosi pemakzulan Presiden Yoon Suk-yeol. Pengamat politik mencoba melihat kembali apa yang menyebabkan sang presiden menjadi tidak diinginkan untuk terus berkuasa.
Lee Hyo-jin, dalam tulisannya di Korea Times, menulis Yoon Suk-seol dihantui serangkaian kontroversi di seputar ibu negara Kim Keon Hee. Bahkan kontroversi itu tidak muncul saat Yoon Suk-yeol menjabat presiden, tapi jauh sebelumnya.
Skandal-skandal terkait first lady Kim Keon Hee adalah tuduhan manipulasi saham, plagiarisme makalah penelitian, menggunakan pengaruh yang tidak semestinya pada urusan negara, dan terakhir — yang membuat partai-partai oposisi menuntut investigasi independen — adalah menerima tas tangan Dior.
Semua itu membebani agenda kebijakan Presiden Yoon selama dua setengah tahun masa jabatannya. Akibatnya, popularitasnya anjlok, dan Presiden Yoon harus selalu bersuara menolak semua tuduhan, dan menyebutnya sebagai klaim yang dibesar-besarkan oleh lawan politiknya.
Lebih dari itu, Presiden Yoon merasa istrinya yang cantik telah disetankan secara berlebihan.
Istri Cantik, Suami Berbakti
Analis politik Korsel mengatakan penjelasan apa pun yang disampaikan Presiden Yoon tentang istrinya gagal meyakinkan sebagian besar masyarakat.
“Kekeliruan besar pendekatan Presiden Yoon terhadai isu-isu ibu negara bermula dari pola pikirnya sebagai suami berbakti, bukan presiden,” kata Lee Jae-mook, profesor politik di Universitas Hankuk.
Seorang pemimpin sejati, lanjut Prof Lee, akan mengizinkan otoritas hukum menyelidiki tuduhan-tuduhan yang melibatkan keluarga. Presiden Yoon terlalu melindungi istrinya.
Publik Korsel, masih menurut Prof Lee, tidak bisa menerima sikap Presiden Yoon. Ini terlihat dari beberapa jajak pendapat yang menunjukan tanggapan Presiden Yoon yang tidak peka terhada skandal ibu negara adalah salah satu alasan utama kejatuhan popularitasnya.
Skandal utama yang melibatkan Kim Keon Hee mencuat November 2023, ketika saluran YouTube menayangkan rekaman yang memperlihatkan seorang pendeta Korea-AS memberikan hadiah berupa tas Dior kepada ibu negara pada 22 September 2022.
Pendeta itu diam-diam merekam interaksi menggunakan kamera tersembunyi. Partai-partai oposisi menuduh ibu negara melanggara UU antikorupsi. Kantor kepresidenan membela dengan mengklaim bahwa ibu negara adalah korban manuver politik jahat.
Setelah penyelidikan berbulan-bulan, jaksa mencabut semua tuntutan terhadap Kim Keon Hee soal tas Dior. Bahkan jaksa juga tidak mendakwa ibu negara atas dugaan keterlibatan dalam skema manipulasi saham yang melibatkan Deutsch Motors, delaer BMW. Penyidik mengatakan manipulasi terjadi, tapi Kim tidak menyadari rekening keuangannya disalahgunakan.
Skandal lain muncul ketika pialang politik Myung Tae-kyun diselidiki atas dugaan campur tangan dalam pencalonan kandidat selama pemilihan sela parlemen 2022, melalui hubungannya dengan Yoon, saat itu masih kendidat presiden, dan istrinya.
Keterlibatan Kim Keon Hee mencuat ketika Myung membocorkan tangkapan layar pesan teks masa lalu, saat meminta nasehat selama kampanye presiden.
Partai-partai oposisi mendorong penyelidikan pansehat khusus atas skandal-skandal itu, dengan meloloskan tiga RUU. Semuanya digagalkan veto presiden.
Konflik dengan oposisi meningkat, terus memanas, sampai akhirnya Presiden Yoon membuat keputusan yang merusak diri sendiri, yaitu mengumumkan darurat militer dan mencabutnya beberapa jam kemudian.