Crispy

Prajurit Hasil Mobilisasi Parsial Vladimir Putin Mulai Berguguran

  • Kabar ini membuktikan prajurit mobilisasi tak mendapat pelatihan cukup.
  • Chelyabinsk, wilayah di Rusia, mendapat kabar lima prajuritnya tewas di Ukraina, tapi namanya disembunyikan.

JERNIH — Andrei Nikiforov, pengacara asal St Petersburg, direkrut menjadi tentara empat hari setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan mobilisasi parsial. Kurang dua pekan kemudian, keluarga menerima kabar kematiannya.

Nikoforov menjadi salah satu orang pertama yang dimobilisasi untuk dibunuh, saat Ukraina mengalami kemajuan dalam serangan balasan.

Pavel Chikov, pengacara hak asasi manusia, menulis di Telegram bahwa Nikiforov terbunuh di dekat kota Lysychansk, kota di Ukraina yang diduduki Rusia sejak 7 Oktober.

“Dia orang baik, jujur, dan berani,” kata Alexander Zelensky, ketua Asosiasi Pengacara Neva, tempat Nikiforov bernaung, kepada The Moscow Times.

Kabar tentang prajurit hasil mobilisasi parsial yang tewas, sekarat, atau ketakutan, muncul dengan kecepatan luar biasa. Prajurit-prajurit itu terdiri dari orang-orang desa yang jauh di Siberia sampai mantan pejabat Moskwa.

Semua itu menunjukan prajurit hasil mobilisasi ditempatkan tanpa pelatihan cukup. Tiga pria yang dimobilisasi dari Krasnoyarsk Siberia, berusia 32, 40, 42, meninggal di Ukraina pada 8 Oktober.

Ketiganya dikabarkan tewas hanya 10 hari setelah mereka direkrut. Artinya, mereka hanya berlatih beberapa hari. Mungkin hanya latihan menembak dan merangkak.

Otoritas di wilayah Chelyabinsk Rusia, dekat Pegunungan Ural, Kamis lalu mengkonfirmasi kematian lima warganya yang dimobilisasi dari distrik Korkino.

“Kami berkabung dengan kerabat dan menyampaikan belasungkawa terdalam dan paling tulus,” kata Alexei Teksler, juru bicara gubernur wilayah itu, seperti dilaporkan outlet berita lokal 74.ru.

Kematian itu menyebabkan kemarahan publik di media sosial. Beberapa bertanya berapa hari orang-orang itu diberi pelatihan militer?

Anyuta Stepanova, menulis di jejaring sosial VKontakte, bertanya apakah pemerintah wilayah memiliki keinginan untuk memeriksa mengapa orang-orang itu tewas di garis depan hanya dalam sepekan, apakah mereka mengikuti pelatihan tanpa peralatan diperlukan.

Vladimir Putin, saat mengumumkan mobilisasi parsial, berjanji semua yang direkrut menjadi tentara akan menerima pelatihan tambahan sebelum dikirim ke garis depan.

Sejauh ini pihak berwenang Chelyabinsk tidak mengungkap nama-nama lima prajurit yang tewas. Akibatnya, terjadi kepanikan di sekujur wilayah dan setiap orang mencari tahu siapa yang tewas itu.

“Orang-orang belum dapat menghubungi kerabat mereka yang ikut mobilisasi,” kata Irina Baummertner, pengguna media sosial, dalam komentar di postingan tentang kematian.

Back to top button