Crispy

Prajurit Suku Israel yang Hilang Hadapi Hizbullah di Perbatasan Lebanon

  • Bnei Menashe mengklaim diri sebagai keturun satu dari 12 Suku Israel yang Hilang.
  • Mereka bermigrasi dari Manipur dan Mizoram di India dan sepenuhnya menjadi warga Israel.

JERNIH — Natanel Touthang, seorang serdadu Angkatan Darat (AD) Israel, terkena pecahan peluru meriam yang kemungkinan ditembakan Hizbullah di pertasan Lebanon-Israel. Ia dievakuasi ke sebuah rumah sakit di Haifa untuk menjalani perawatan.

Tidak ada yang istimewa dari peristiwa di atas. Namun, ada yang paling istimewa, yaitu latar belakang Natanel Touthang. Pria berusia 26 tahun itu bukan prajurit Yahudi biasa karena lahir di Phailen, lingkungan Churachandpur di Manipur, India. Touthang dan keluarga pindah ke Israel beberapa tahun lalu dan diberikan kewarga-negaraan.

Touthang menjadi prajurit anggot Bnei Menashe, sebuah komunitas Yahudi dari Manipur dan Mizoram di India timur laut, yang saat ini berada di garis depan mendan tempur perbatasan Israel-Lebanon.

Suku yang Hilang

Russia Today menulis Bnei Menashe adalah komunitas Yahudi Kuki dan Mizo dari Manipur dan Misoram. Jumlah mereka 10 ribu jiwa, terbagi rata antara Israel dan India. Artinya, mereka benar-benar ras campuran Yahudi-India. Mereka mengklaim termsuk satu dari 12 suku Israel yang hilang.

Selama satu milenium India memiliki banyak komunitas Yahudi. India juga negara tempat komunitas Yahudi tak mengalami penganiayaan.

Yahudi Chochin adalah kelompok Yahudi tertua di India, tapi populasinya terus merosot dan kini tersisa 26 orang yang tinggal di negara bagian Kerala, India selatan. Lainnya bermigrasi ke Mumbai, ibu kota keuangan India, dan bergabung dengan komunitas lainnya; Yahudi Bene Israel dan Yahudi Baghdadi.

Kota lain di India yang dihuni komunitas Yahudi adalah Goa dan Madras (sekarang Chennai). Pada puncaknya di tahun 1940-an, komunitas Yahudi Bombay beranggotakan 30 ribu orang. Namun, jumlah mereka terus menyusut dan kini tersisa 4.000 orang.

Sebagian besar Yahudi Bombay bermigrasi ke Israel sepanjang 1950-an. Mereka yang menolak migrasi berusaha mempertahankan identitas mereka sebagai Yahudi Bombay.

Klaim Bnei Menashe, sebagai satu dari 12 anggota Suku Israel yang HIlang, masih menjadi perdebatan. Meski demikian separuh anggota komunitas ini telah menetap di Israel sebagai orang Yahudi. Sisanya bertahan di timur laut India.

Mereka memang bukan etnis India, tapi Tibet-Burma. Mereka sering disebut Mizos, dan tinggal di negara bagian Mizoram, India. Sedangkan Yahudi Kuki tinggal di negara bagian Manipur.

Sampai Inggris datang, mereka dikenal sebagai masyarakat suku tradisional dengan agama tersendiri. Pada akhir abad ke-20, mereka menerima agama baru dan semakin akrab dengan Alkitab Yahudi.

Beberapa melihat kesamaan ajaran tradisional mereka dengan apa yang tertera dalam Taurat. Misal, mereka percaya bahwa Manasia, atau Manmasi, atau Mesias, adalah Manasye — dalam Taurat ditulis Manashe — seorang putra Yusuf.

Mereka percaya keturunan suku yang dinamai menurut nama satu dari sepuluh suku yang hilang setelah Kekaisaran Asiria menaklukan Israel tahun 722 SM.

Yahudisasi Orang India

Sepanjang 1970-an terjadi gerakan Yahudisasi di timur laut India. Sepanjang 1980-an, Bnei Menashe — atau Anak-anak Menashe — dipengaruhi Rabbi Israel Eliyahu Avichayil, dan membawa kelompok ini ke Israel.

Di Israel, anggota Bnei Menashe menjalani perpindahan agara secara resmi ke Yudaisme dan menjadi warga negara Israel sepenuhnya.

Isaac Thangjom, seorang Yahudi Kuki, masih ingat peristiwa migrasi Bnei Menashe ke Israel. “Kami telah berhubungan dengannya sejak akhir 1970-an,” katanya kepada Russia Today.

Thangjom kini menjabat direktur eksekutif Degel Menashe, organisasi nirlaba yang didirikan tahun 2019 dan diakui Otoritas Korporasi Israel. Degel Menashe membantu Bnei Menashe dengan mendorong integrasi ke dalam masyarakat Israel, memajukan pendidikan dan mengembangkan generasi muda melestarikan warisan budaya mereka, dan meningkatman migrasi orang yang masih tertinggal di India.

Di Manipur, India, Kuki menghadapi ancaman besar. Bentrokan berdarah antara Kuki dan Meiteis menyebabkan 180 orang tewas dan ratusan terluka, serta 60 ribu orang mengungsi. Yahudi Kuki anggota Bnei Menashe termasuk yang terkena dampak kerusuhan.

Lalam Hangshing, Yahudi Kuki dan ketua Bnei Menashi Council India, mengatakan migrasi ke Israel terjadi secara stabil dalam tiga dekade terakhir.

“Siapa pun dari Bnei Menashe yang pergi ke Israel akan mendapatkan kewarga-negaraan. Namun, mereka harus mematuhi sistem dan hukum yang berlaku,” kata Lalam.

Kini, menurut Lala, terdapat 5.000 anggota Bnei Menashe di Israel. Mereka tersebar di 14 kota dan desa dari Sderot di selatan sampai ke Kiryat Shmora di utara. Seperti imigran lain, mereka menghadapi tantangan berat. Namun, mereka berkomitmen menetap di Isarel — negara yang mereka yakini sejak ribuan tahun lalu.

Sderot terletak tak jauh dari Gaza dan mengalami hujan roket Hamas. Rumah Bnei Menashe juga terkena serangan roket. Beruntung, anggota keluarga tidak berada di rumah saat serangan terjadi.

Jumlah Bnei Menashe yang bertugas di AD Israel tak diketahui, tapi diperkirakan antara 300 sampai 400 orang. Dari jumlah itu sebagian adalah prajurit cadangan. Kini, mereka yang berstatus cadangan menerima panggilan untuk melawan Hamas.

Yitzhak Thangjom yakin anggota Bnei Menashe yang bertugas di militer Israel adalah yang terbesar, jika dihitung dari jumlah komunitas yang hanya 5.000 orang. Ini membuktikan, kata Thangjom, anggota Bnei Menashe sangat bangga menjadi warga Israel.

“Saya yakin setelah perang berakhir, kami akan merasakan perasaan Israel dengan cara berbeda,” katanya.

Back to top button