Crispy

Presiden Brasil Diserang Burung Terbesar Benua Amerika

BRASILIA (BRASIL)—Presiden Brazil Jair Bolsonaro dipatuk burung rhea (Rhea Americana), serupa burung unta, di kediamannya di Istana Alvorada, Brasilia, Brasil, pada Senin (13/7/2020) sore waktu setempat.

Portal berita Brasil, Estadao, mengabarkan, Bolsonaro dipatuk burung asli Amerika Selatan itu ketika sedang berusaha memberinya makan di sekitar halaman istana.

Peristiwa ini dikomentari oleh banyak pihak, terutama lawan politiknya dari sayap kiri. Seorang anggota kongres dari Partai Buruh, Margarida Salomão, membagikan beritanya di twitter pada 14 Juli 2020 pukul 6.01 waktu setempat. Dalam cuitanya itu, ia memberi keterangan, “Emu [rhea] ini mewakili kita,” tulisnya melalui akun @JFMargarida.

Sejak Senin lalu (6/7/2020), presiden berjuluk “Tropical Trump” ini melakukan karantina mandiri setelah ia didiagnosa positif COVID-19. Banyak pihak menyebutnya sebagai karma sebab sejak awal pandemi, seperti Trump, ia menyepelekan penyakit pernapasan ini.

Baru-baru ini dikabarkan, presiden beraliran sayap kanan ini mengeluh bosan dan ingin tes COVID-19 lagi pada Selasa (14/7/2020).  

Burung rhea merupakan satwa khas Amerika Selatan. Seperti kerabatnya, burung unta, burung yang tingginya bisa mencapai 1,7 meter ini tidak bisa terbang.

Hewan ini jadi daya tarik tersendiri di Istana Alvorada. Di sana, tempat tinggal mereka dilindungi oleh parit-parit yang memisahkan bangunan dari area yang bisa diakses pengunjung.

Bukan kali ini saja rhea dilaporkan terlibat “insiden” dengan para pemimpin negeri samba. Suatu ketika, di masa pemerintahan Ernesto Geisel (1974—1979), burung-burung itu “diusir” dari istiana karena dianggap mengganggu anjing Dalmatian milik sang diktator milliter.

Namun, akibat absennya rhea dari istana, ular-ular, yang merupakan mangsa alaminya, mulai berdatangan. Ketika ular-ular dianggap mulai meresahkan, rhea kembali “diizinkan” tinggal di istana.

Pada tahun 1997, presiden Amerika Serikat (AS) saat itu, Bill Clinton, berkunjung ke Brasil dan melakukan konferensi pers di taman istana bersama presiden Brasil saat itu, Fernando Henrique Cardoso. Untuk alasan kemanan burung rhea ditangkapi sementara selama kegiatan itu berlangsung.

Nego, seekor anjing labrador milik Dilma Rousseff yang menjabat presiden Brasil pada 2011—2016, dilaporkan sering terlibat “peperangan” dengan kawanan burung tersebut di mana burung-burung itu kerap menyerang lebih dulu.

Pihak istana mengatakan bahwa burung-burung itu sudah ada di Alvorada sejak tahun-tahun pertama pengoperasian istana itu sebagai kediaman resmi presdien pada akhir 1950-an.

Tak hanya burung rhea, kediaman presiden Brasil ini juga memiliki koleksi burung beo, makaw, kenari, penyu, dan ikan. Biaya makan seluruh binatang yang ada di istana Alvorada dan Granja do Torto mencapai R$8.829,63 atau sekitar Rp24 juta per bulan. Angka tersebut merupakan laporan pada tahun 2016. 

Bagi peternak, burung rhea merupakan ternak yang terbilang menguntungkan. Burung terbesar di benua Amerika ini adalah sumber daging, telut, kulit, dan bulu dengan biaya pemeliharaan yang tak terlalu mahal sebab mereka dapat makan apa saja alias omnivora. [*]

Back to top button