Presiden WTFI Apresiasi Tingginya Komitmen Pemerintah Indonesia Pada Pariwisata
Menparekraf yang memulai jumpa pers dengan dua pantun versi bahasa Indonesia dan bahasa Inggris yang intinya mengungkapkan pentingnya kolaborasi untuk restart pariwisata dan membangun pariwisata yang berkualitas.
JERNIH– Presiden World Tourism Forum Institute (WTFI), Bulut Bagci, menyatakan salut kepada komitmen pemerintah Indonesia untuk membangkitkan sektor pariwisata dan pilihannya untuk menyelenggarakan Global Tourism Forum ( GTF) di Indonesia sangat tepat.
Berbicara pada jumpa pers GTF di Hotel Raffles, Jakarta, Bagci mengatakan komitmen Indonesia sudah sangat jelas dan dirasakan langsung oleh rombongannya sejak mendarat di bandara Soekarno-Hatta kemarin.
Sebagai langkah awal untuk penyelenggaraan event global di tengah pandemi global COVID-19, pemerintah RI sangat jelas dalam memperlakukan khusus delegasi asing dengan kordinasi di lapangan yang baik dan meniadakan kewajiban karantina sehingga dia dapat langsung melakukan konfrensi pers.
“Kehadiran saya saat ini di venue Hotel Raffles Jakarta untuk konferensi pers sehari sebelum event dimulai adalah berkat komitnen dari Indonesia sebagai ruan rumah sehingga kami juga akan terus mendukung Indonesia di berbagai forum pariwisata internasional,” kata Bulut Bagci.
Acara jumpa pers yang dihadiri oleh pers nasional dan internasional ini menghadirkan Sapta Nirwandar, ketua Indonesia Tourism Forum ( ITF) yang ditunjuk sebagai penyelenggara perhelatan akbar tersebut.
Selain itu juga ada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno serta Sumaira Issac, CEO WTFI melalui zoom meeting tengah malam langsung dari Toronto, Kanada.
Sapta melaporkan bahwa jumlah pembicara sampai detik terakhir menjadi 49 pembicara internasional termasuk Taleb Rifai, mantan Sekjen UNWTO yang kini menjadi Sekjen WTFI serta Tony Blair, mantan PM Inggris. Sedangkan pembicara dari Tanah Air sebanyak 22 orang terdiri dari para CEO maupun pimpinan asosiasi industri pariwisata.
Menparekraf yang memulai jumpa pers dengan dua pantun versi bahasa Indonesia dan bahasa Inggris yang intinya mengungkapkan pentingnya kolaborasi untuk restart pariwisata dan membangun pariwisata yang berkualitas. Setelah itu Sandi menjelaskan dengan rinci kegiatan CHSE atau Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan) yang telah dilakukan untuk menjadikan Indonesia tujuan wisata yang aman dengan prokes tinggi.
Para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif yang mencakup tempat wisata, hotel, restoran, toilet dan lainnya juga harus memiliki sertifikasi untuk kembali buka secara bertahap. Di samping juga kesungguhan untuk pelaksanaan vaksinasi di semua stakesholder pariwisata.
Sandi yang mengenakan pakaian khas daerah asalnya, Gorontalo, juga menjelaskan destinasi wisata super prioritas, peluang investasi hingga kemudahan visa serta sejumlah kegiatan internasional di Indonesia tahun depan seperti KTT G-20, APEC Tourism Working Group 2022 dan event lainnya.
Senada dengan Balut Bagci, Sumaira Issac, sebagai CEO WTFI juga mengungkapkan bahwa pilihan GTF 2021 tetap diselenggarakan di Indonesia karena pihaknya mengikuti kesungguhan dari pemerintah Indonesia untuk kebangkitan pariwisatanya sebagai motor penggerak ekonomi.
“Dari hati yang paling dalam saya mengucapkan terima kasih atas penyelenggaraan event ini dan kami sangat menghargai komitmen pemerintah terutama Wakil Presiden Ma’fuf Amin yang besok membuka acara resmi dan juga berkat Sapta.”
“Pariwisata itu penggerak ekonomi dimana kita harus memiliki connection secara emosional pula. WTFI patut mempertimbangkan untuk membuat event nyata ( offline) kembali di Indonesia tahun depan,” kata Sumaira Issac.
Dia yakin ada jaminan sukses karena event pariwisata dunia butuh tuan rumah yang all out antara pemerintah, swasta dan masyarakatnya seperti yang dilakukan pada GTF 2021 yang berlangsung pada 15-16 September secara hybrid ini.
“Ibaratnya penyelenggaraan GTF di Jakarta ini merupakan ice breaker, kita akan buat event yang besar lagi di Bali, jelang KTT G 20 misalnya,” kata dia.
Bulut Bagci menegaskan komitmennya untuk membantu Indonesia di forum pariwisata Internasional termasuk mendorong investor di destinasi prioritas yang sudah ada. “Acara GTF di Indonesia ini yang pertama kalinya juga di kawasan Asia karena Indonesia itu lebih cemerlang baik untuk investor maupun bagi turis asing,”kata Bulut.
Menurut dia Indonesia beruntung memiliki Menparekraf Sandiaga Uno, tampil pakai baju tradisional Gorontalo, menebarkan energi positif lewat pantun, dorong orang untuk berwisata, lihat keindahan negeri sebanyak-banyaknya dan mengingatkan pula untuk observasi.
Bulut Bagci mengaku terkesan dengan kesiapan Menparekraf dalam hal mengenalkan kostum tradisional dan menjelaskan keunikan budaya dalam waktu singkat. Bahkan background webinarnya berupa poster destinasi superprioritas mempermudah kami memahami betapa kayanya Indonesia.
“Itu cara keren banget mempromosikan pariwisata Indonesia pada dunia. Sebagai ilustrasi, event GTF secara hybrid biasanya diikuti sedikitnya seribu orang karena pariwisata itu mulai dari tingkat waiter di hotel hingga tingkat menteri. Kami harapkan sesi-sesi webinar GTF di Jakarta kali ini juga diikuti peserra dan nara sumber dari berbagai belahan dunia,” kata dia. [RLS]