Puluhan Jurnalis Penyiaran Tuntut Israel dan Mesir Beri Akses Bebas tak Terbatas ke Jalur Gaza
- Surat terbuka ditandatangani 55 jurnalis penyiaran.
- Januari lalu Mahkamah Agung menolak permintaan serupa.
JERNIH — Lebih 50 jurnalis penyiaran yang berbasis di Inggris mengirim surat terbuka ke Kedubes Israel dan Mesir menuntut akses bebas tak terbatas ke Gaza untuk media asing.
Alex Crawford dari Sky News, Jeremy Bowen (BBC), dan Christine Amanpour (CNN), adalah tiga nama besar yang menandatangani surat itu.
“Hampir lima bulan setelah perang brutal di Gaza, wartawan asing masih ditolak memasuki wilayah itu, di luar perjalanan yang jarang dilakukan dan dikawal pasukan Israel,” demikian bunyi surat terbuka itu.
“Kami mendesak Israel dan Mesir memberikan akses bebas tak terbatas ke Gaza bagi semua media asing,” lanjut 55 jurnalis penyiaran itu.
Jurnalis juga menuntut Israel secara terbuka mengizinkan wartawan internasional melakukan pekerjaan mereka di Gaza, dan Mesir membuka akses kepada jurnalis asing memasuki Rafah — wilayah antara Mesir dan Israel.
Selama ini jurnalis diminta bergabung dengan pasukan Israel dalam tur perang ke Gaza, tapi dilarang mewawancarai warga Pelestina. Permintaan itu ditolak mentah-mentah wartawan yang berbasis di Inggris.
“Ada ketertarikan global yang kuat terhadap semua yang terjadi di Gaza,” tulis wartawan itu. “Saat ini satu-satunya pemberitaan datang dari jurnalis yang bermarkas di Gaza.”
“Sangat penting menghormati keselamatan jurnalis lokal dan upaya yang merka lakukan. Jurnalis internasional mendukung mereka,” lanjut pernyataan dalam surat itu.
Pada 9 Januari Mahkamah Agung Israel menolak permintaan akses bebas tak terbatas ke Gaza yang diajukan media internasional. Jurnalis lokal, terutama wartawan Palestina, dibunuh satu per satu. Tidak sedikit jurnalis yang dibunuh bersama seluruh keluarganya.
Kantor media pemerintah Palestina di Gaza mengatakan sampai 23 Februari 2024 sebanyak 132 jurnalis lokal dibunuh Israel. Terakhir, Mohammad Yaghi Aba Teshreen — jurnalis Al Mayadeen yang bermarkas di Gaza — tewas bersama istri dan putrinya dalam pembantaian di dekat RS Artir Al-Aqsa di Gaza tengah.