Puluhan Militer Myanmar Membelot Tolak Tindakan Membunuh Warga Sipil
Pembelotan itu dilaporkan terjadi sejak Maret lalu. Mayor Thaw kini malah melatih warga Sipil untuk melawan Rezim militer Myanmar.
JERNIH- Militer Myanmar membelot bukan berita baru. Seorang, Mayor Hein Thaw Oo yang pernah berdinas di Light Infantry Division 99 militer Myanmar selama 20 tahun, juga membelot dari dari kesatuan yang berbasis di Kota Meiktila itu pada akhir Maret lalu.
“Kami tidak akan menerima pembunuhan warga sipil tak berdosa yang terang-terangan dan tidak perlu ini. Orang-orang juga tidak akan menerimanya. Mereka yang berada dalam pasukan jahat (militer Myanmar) ini akan mati saat waktunya tiba,” kata Thaw Oo, dilansir Myanmar Now, Senin 10 Mei.
Thaw Oo, sejak Sabtu (8/5/2021) bahkan mulai melatih warga sipil dengan bekal keterampilan militer untuk melawan rezim militer Myanmar.
Para peserta pelatihan berusia antara 20 hingga 35 tahun yang berasal dari berbagai kota di Myanmar. Lokasi dan jumlah pasti peserta pelatihan dirahasiakan, demi keamananan peserta pelatihan.
Sebelumnya, Puluhan anggota korps Angkatan Udara Myanmar kabur dari kesatuan. Mereka dikabarkan bergabung dengan kelompok anti-junta militer.
Dilansir Myanmar Now, AU Myanmar telah menerbitkan nama 80 anggota AU Myanmar yang dianggap disersi. Foto dan nama mereka telah dipajang di markas.
“Mereka mencetak nama dan foto seluruh anggota yang membelot dan dipajang di markas,” kata Salah satu anggota AU yang membelot, Aung Zay Ya mengabarkan perkembangan situasi di kesatuan lamanya. Aung saat ini memilih bersembunyi.
Dalam perbincangan, Aung menyampaikan alasannya membelot dari kesatuannnya. Ia mengaku tidak setuju dengan sikap militer yang terlibat politik.
Aung merupakan anggota AU dan menyandang pangkat sersan. Dalam ceritanya ia mengaku sempat bertugas di Komando Wilayah Yangon.
“Sejujurnya saya tidak suka sejak awal. Saya lebih suka mengerjakan tugas saya saja. Saya tentara, maka bekerja sesuai tugas tentara. Sangat menjengkelkan melihat para tentara seolah bisa menjadi apa saja yang mereka inginkan dengan dalih ingin memperbaiki kondisi negara dan berpolitik,” kata Aung mengeluarkan isi hatinya terkait situasi Myanmar saat ini dan aktivitas militer.
Beberapa anggota AU Myanmar yang disertsi dan berpangkat rendah mengeluhkan mereka selalu ditindas atasan.
“Tidak ada keadilan di militer, seluruh prajurit ditindas. Lihat saja rumah di barak, semua atapnya bolong,”.
Sementara anggota AU lainnya yang ikut membelot, punya alasan lain lagi, yakni karena mereka merasa tidak diberi tugas yang sesuai.
“Saya tidak tahan. Saya lulusan Institut Teknik Pemerintah dan masuk Angkatan Udara, tetapi saya cuma ditugasi menyapu dan membuang sampah,” kata seorang eks anggota AU yang identitasnya dirahasiakan. (tvl)