Reruntuhan Kuno yang Diduga Candi ditemukan Warga Kediri saat Bikin Kolam
KEDIRI (JAWA TIMUR)—Warga Dusun Kebonagung, Desa Brumbung, Kecamatan Kepung, Kediri, dihebohkan oleh penemuan reruntuhan yang diduga struktur kaki candi.
Sejumlah warga tak sengaja menemukan batu bata kuno yang tersusun rapi pada Jumat (3/7/2020). Peristiwa ini terjadi ketika mereka menggali tanah untuk membangun kolam renang di dekat objek wisata Kali Tempur.
Temuan ini pertama kali dilaporkan oleh Mohamad Sulton, pemilik lahan yang juga merupakan Kepala Dusun Kebonagung pada Minggu (5/7/2020)
“Rencananya ini mau dibuat kolam renang anak-anak untuk mendukung tempat wisata Kali Tempur. Dan waktu penggalian ternyata kita mendapatkan sebuah peninggalan berupa batu (bata),” tutur Sulton. Lahan yang digalinya sekitar 6 x 12 (m).
Temuan Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB) ini lantas ia laporkan Sulton kepada Kepala Desa (Kades) setempat. Kades Brumbung kemudian melaporkan hal ini ke Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Kediri dan instansi terkait.
Kasi Museum dan Kepurbakalaan Disparbud Kabupaten Kediri Eko Priatno sambil menunggu tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) tiba di lokasi menyampaikan bahwa temuan tersebut adalah struktur ODCB dan masuk dalam katagori yang dilindungi oleh UU No. 11 tahun 2010.
“Angka tahunnya memang belum bisa kita pastikan, karena untuk menentukan angka tahun kita harus ada data yang lengkap. tapi kalau dari kurun waktu kita bisa lihat kita bandingkan, dikomparasikan dengan beberapa objek.” Ujarnya, dikutip dari tayangan YouTube Kediri Nusantara Channel.
Ia juga menambahkan bahwa sebaran cagar budaya di Kecamatan Kepung ternyata luas sekali dan periodenya hampirr semasa.
“Nah prediksi awal dari dinas, benda dibuat dari satu masa atau berkelanjutan. Karena ada dua prasasti, Prasasti Geneng I Raja Brameswara dan Prasasti Geneng II Tribuana Tunggadewi semuanya berciri bangunan air. Bisa dilihat disebelah timur ada sungai dan arung.” Kata Eko.
Setelah mendapat laporan, tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur (Jatim) melakukan peninjauan dan observasi pada Senin sore.
Pamong Budaya Muda BPCB Jatim, Muhammad Ichwan selepas memeriksa temuan menyampaikan kepada wartawan bahwa dugaan awal dari temuan struktur bata tersebut adalah kaki candi.
“Dari hasil observasi kami, ya, ini diduga sebagai struktur kaki candi. Dengan ukuran saat ini yang masih tampak 5 meter kali 3.30 meter, berbahan bata, “ jelas Muhammad Ichwan.
“Disitu terdapat satu bidang persegi empat panjang dengan hiasan berbentuk palang. Biasanya didapatkan pada struktur kaki candi.” Imbuhnya.
Temuan struktur candi tersebut menurut Muhammad Ichwan masih dugaan. Untuk memastikannya perlu adanya kajian lebih lanjut dengan ekskavasi arkeologi untuk mengetahui bentuk ukuran terhadap objek yang ditemukan ini.
Senada dengan Eko Priatno, Muhammad Ichwan Ia juga menduga struktur kaki candi tersebut merupakan peninggalan periode antara era Kerajaan Kediri dan Majapahit, berdasarkan keberadaan Prasasti Genening I dan II.
Sementara pihak Disparbud Kediri melalui Kapala Bidang Sejarah Pubakala, Yuli Marwantoko, menyampaikan bahwa di sekitar lokasi temuan pernah juga ditemukan saluran air kuno yang menyerupai gua. Saluran air ini sendiri mengalir ke arah candi.
Yuli menyampaikan bahwa hal tersebut masih dugaan awal. Belum bisa dipastikan bahwa saluran air kuno itu untuk candi.
Saat ini lokasi galian ODCB tersebut telah diberi garis polisi. Sebagi upaya penyelamatan dan menghindari kerusakan, BPCB Jatim menyarankan agar tidak ada aktivitas penggalian lebih lanjut di kawasan tersebut sampai ada rekomendasi selanjutnya.
Lahan Temuan Benda-Benda Kuno
Desa Brumbung bukan kali ini saja menjadi sorotan terkait penemuan benda-benda kuno. sebelumnya di lokasi ini pernah ditemukan benda-benda kuno seperti arca, yoni, dan prasasti. Benda-benda tersebut kini tersimpan di tempat khusus di balai Desa Brumbung.
Berkat ditemuaknnya benda-benda tersebut, Desa Brumbung menjadi salah satu destinasi wisata sejarah-budaya yang cukup diminati dan kemudian dinamai Cagar Budaya Situs Brumbung. Situs ini digali dari area persawahan yang disebut Lemah Watu Tulis.
Salah satu yang menyita perhatian para arkeolog dan peneliti sejarah adalah Prasasti Geneng I dan Prasasti Geneng II.
Prasasti Geneng I disebut berasa dari Kerajaan Kediri pada masa Raja Bameswara yang diperkirakan memerintah pada tahun 1117—1130 Masehi.
Hal ini diketahui dari adanya lencana Candrakapala (tengkorak menggigit bulan) yang diyakini merupakan lencana Raja Bameswara. Pada prasasti yang disebut juga Prasasti Brumbung I ini terdapat angka tahun 1050 Saka/1128 Masehi.
Sedangkan Prasasti Gneng II atau Brumbung II berasal dari Kerajaan Mahapahit era pemerintahan Tribhuwanatunggadewi yang berkuasa pada tahun 1328—1351 Masehi. Pada prasasti ini terdapat angka tahun yang jika dikonversi ke tahun Masehi berarti tahun 1329.
Selain kedua prasasti tersebut, di balai Desa Brumbung terdapat pula arca Dewa Brahma, arca Dwaralapa, ukiran kepala Batara Kala, beberapa yoni, serta jaladwara, benda yang diduga berfungsi mengalirkan air. [ ]