San Siro, Stadion Legendaris Itu Bakal Tinggal Kenangan

Kalau penggemar AC Milan dan belum pernah ke San Siro, segeralah ke sana. Sebuah rencana baru akan mengubah stadion itu jadi kenangan.
JERNIH – Drama panjang soal masa depan San Siro akhirnya mencapai titik krusial. Inter Milan dan AC Milan sama-sama melontarkan ancaman meninggalkan kota jika proposal penjualan lahan stadion tidak disetujui. Setelah debat sengit lebih dari 11 jam di balai kota, pemungutan suara yang berlangsung hingga dini hari berakhir dengan hasil 24 suara mendukung dan 20 menentang. Keputusan ini membuka jalan bagi kedua raksasa Serie A untuk membeli lahan seharga 197 juta euro (sekitar Rp3,7 triliun).
Konfirmasi resmi baru muncul menjelang pukul 4 pagi, setelah semalaman penuh tarik-ulur politik dan perdebatan soal amandemen. Namun pada akhirnya, kemenangan jatuh ke tangan Inter, Milan, dan Wali Kota Giuseppe Sala—sebuah langkah yang menandai babak baru dari proyek stadion senilai 1,2 miliar euro.

Ancaman Jadi Kesepakatan
Kedua klub yang kini dimiliki investor asal Amerika Serikat itu sejak Maret lalu telah mengajukan pembelian lahan baru. Proposal ini muncul setelah rencana lama—yang tetap menempatkan kepemilikan lahan di tangan publik—dibatalkan pada 2023.
Dalam pernyataannya, Inter dan Milan menyebut hasil pemungutan suara ini sebagai “langkah bersejarah” bagi masa depan klub dan kota. Stadion baru berkapasitas 71.500 penonton akan dibangun di atas lahan 28 hektar di barat San Siro, yang saat ini hanya berupa area parkir dan taman lokal.
Jika penjualan rampung sebelum 10 November—batas waktu sebelum bangunan San Siro masuk daftar perlindungan publik—kedua klub akan resmi mengambil alih. Arena baru yang digarap oleh firma Foster and Partners serta MANICA dijanjikan menjadi stadion modern berstandar internasional.
Nasib San Siro
San Siro, ikon yang telah menampung 75.000 penonton, pada akhirnya akan dihancurkan hampir seluruhnya. Sebagai gantinya, kawasan itu akan disulap menjadi taman baru, ruang perkantoran, dan pusat hiburan. Hingga stadion baru rampung—ditargetkan tahun 2031—Inter dan Milan masih akan bermain di stadion legendaris itu.
Namun langkah ini tak lepas dari badai kritik. Banyak pihak menilai harga penjualan terlalu murah untuk lahan premium, sementara proposal proyek dianggap minim detail. Bahkan di tubuh dewan kota sendiri, terjadi perpecahan: partai ekstrem kanan Liga dan Persaudaraan Italia menolak mentah-mentah, sementara sebagian anggota koalisi Sala juga menyuarakan kekecewaan.

“Pengabaian demokrasi lokal,” begitu sebagian anggota dewan menggambarkan cara Sala meloloskan proposal ini. Meski demikian, dukungan abstain dari Partai Forza Italia—warisan Silvio Berlusconi, mantan pemilik Milan—membantu proyek ini lolos.
Bagi federasi sepak bola Italia (FIGC), keputusan ini justru membawa angin segar. Milan termasuk kandidat penting untuk menjadi tuan rumah Euro 2032, yang digelar bersama Turki. UEFA mensyaratkan stadion baru atau renovasi besar harus mulai dibangun paling lambat Maret 2027. Saat ini, dari 14 kandidat stadion Italia, hanya Allianz Stadium milik Juventus yang memenuhi standar Eropa.
Kini Milan berada di persimpangan: mempertahankan San Siro sebagai simbol sejarah, atau mengorbankannya demi ambisi global dengan stadion modern. Inter dan AC Milan telah memilih jalannya, namun harga politik dan emosional dari keputusan ini masih harus ditanggung bersama seluruh kota.(*)
BACA JUGA: In Memoriam Silvio Berlusconi: AC Milan, Politik, dan Satu Bus Pelacur