Satu Abad Sebelum Manusia Temukan Antibiotik, Landak Sudah Punya
- Landak memiliki Staphylococcus aureus, bakteri patogen, dan jamur Trichophyton erinacei pada kulitnya.
- Sebagian besar strain bakteri berasal dari landak. Ketika binatang lain kesulitan mengalahkan bakteri, landak punya obatnya.
JERNIH — Sebuah studi yang melibatkan seorang ahli Universitas Cambridge menemukan landak menyimpan bakteri pengobatan, yang saat ini disebut kuman rumah sakit, seratus tahun sebelum menusia menemukan antibiotik.
Penelitian yang dipimpin Jesper Larsen dari Danish Statens Serum Institute juga membuktikan antibiotik bukan fenomena modern yang secara eksklusif dikaitkan dengan penggunaan klinis dalam pengobatan manusia. Hasil penelitian dipublikasikan di majalah akademik Nature edisi 5 Januari.
Salah satu penulis utama penelitian ini adalah Mark Holmes, seorang peneliti di Microbial Genomics and Veterinary Medicine Universitas Cambridge, Inggris. Penelitian juga melibatkan veteriner Vincent Perreten dari Universitas Bern, Swiss.
Studi menemukan resistensi terhadap antibiotik methicillin kemungkinan kali pertama berkembang pada landak. Baktei dan jamur yang mengeluarkan antibiotik bertarung di kulit hewan, itulah sebab sebuah gen, disebut mecC, dikembangkan pada bakteri yang membuat senjata antimikroba tidak efektif.
Staphylococcus aureus yang resisten terhadap methicillin, disingkat MRSA, adalah salah satu bakteri patogen resisten antibiotik yang paling umum. WHO menganggap resistensi terhadap kuman ini sebagai ancaman utama kesehatan manusia.
Rumah sakit berjuang dengan wabah bakteri yang resisten terhadap antibiotik. Sebab, antibiotik umum tidak dapat berbuat apa pun terhadap mereka.
Studi ini melibatkan tim peneliti internasional. Terdiri dari ilmuwan yang menganalisis lebih 1.000 sampel MRSA yang diambil dari landak, manusia, dan berbagai hewan di peternakan dan alam liar.
Sejauh ini sapi perah dianggap sebagai sumber strain metC-MRSA yang paling mungkin, karena di sinilah mereka kali pertama terdeteksi. Namun studi terbaru menunjukan sebagian besar strain itu berasal dari landak.
Peneliti yakin sapi perah dan hewan peliharaan lain bertindak sebagai inang perantara dalam transmisi zoonosis resistensi dari landak ke manusia. Zoonosis adalah ketika penyakit menular melompat dari hewan ke manusia.
Ilmuwan percaya resistensi antibiotik berkembang pada landak karena Staphylococcus aureus dan jamur yang disebut Trichophyton erinacei hidup di kulit bintang berduri ini.
Jamur itu mengeluarkan antibiotik, dan bakteri mengembangkan resistensi terhadap ancaman sebagai mekanisme pertahanan.
Holmes mengatakan; “Ada reservoir yang sangat besar di dunia hewan, tempat bakteri resisten antibiotik bertahan hidup. Dari ini, hanya langkah kecil sampai mreka tertelan hewan ternak dan menginfeksi manusia.