Sekitar 1.700 Hotel Colaps, Dunia Perhotelan Telat Hitung Daya Tahan
JAKARTA-Dampak Covid-19, membuat dunia perhotelan terpuruk. Banyak hotel tutup karena rendahnya tingkat okupansi hotel bahkan ada hotel yang benar-benar kosong sehingga tak mampu menopang biaya operasional.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani yang juga Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mengatakan, tak sedikit pengusaha hotel yang gulung tikar dan hendak menjual asetnya.
“Sektor perhotelan, ada 1700 hotel yang menyatakan berhenti beroperasi. Pengusaha yang jual hotel juga ada saja. Kalau harga cocok, transaksinya kemungkinan ada. Pertanyaannya, siapa yang mau membeli usaha, di tengah pandemi? Saya kok tidak yakin ada,” kata Hariyadi, hari Jumat (8/5/2020).
Menurut Hariyadi beberapa stimulus yang disiapkan pemerintah tak mampu menolong pengusaha perhotelan mempertahankan bisnis dan memilih untuk cari selamat, di tengah masa sulit ini.
“Memang, kami ini telat menghitung daya tahan kita. Sebab itu, jika tidak melakukan sesuatu hal yang signifikan, kemampuan dari sektor riil hanya sampai akhir Juni,”.
Hariyadi berharap pemerintah juga dapat mendukung pemulihan ekonomi, lewat rancangan jaring pengaman sosial bagi pekerja.
Sebulan sebelumnya pada Rabu (1/4/2020), Hariyadi menyebut 698 hotel colaps, sebagian besar hotel yang colaps itu berada di Bali, Jawa Barat, DKI Jakarta, Manado, Sumatera Utara, Sumatera Barat. Menyusul kemudian ratusan restoran juga memilih tutup sementara.
“Kalau restoran kami belum dapat angka pasti jadi belum bisa memberi tahu dan jumlahnya susah di monitor,”.
Hanya dalam waktu sekitar satu bulan, jumlah hotel colaps menjadi 1700 hotel atau meningkat hingga lebih dari 100%.
Ia belum dapat memastikan kapan hotel akan kembali beroperasi mengingat adanya peraruran PSBB dan berbagai protocol kesehatan lainnya.
“Ini saya enggak tahu kapan hotel akan kembali beroperasi. Hotel ini ikutin demand kalau enggak ada tamu ya sepi. Pemerintah juga meminta tidak ada aktivitas untuk saat ini,”.
Pihak hotel nampaknya belum memilih opsi PHK bagi karyawannyanamun lebih memilih menerapkan cuti di luar tanggungan perusahaan atau unpaid leave. Hal itu terjadi karena perusahaan tidak punya dana cash yang cukup.
“Kalau PHK enggak ada sepertinya tapi mereka dicutikan di rumah. Ada yang terima gaji sesuai waktu kerja dan ada yang tidak karena mungkin perusahaan tidak memiliki cash flow,” kata Hariyadi.
Dalam penelusuran ulang di akun Instagram beberapa hotel, nampak beberapa hotel masih belum memberi kepastian kapan akan buka, yakni:
- Aston Braga (Bandung) mulai 1 April sampai waktu yang belum ditentukan
- Aston (Bogor) mulai 22 Maret sampai waktu yang belum ditentukan
- Hotel California (Bandung) mulai 1 April sampai waktu yang belum ditentukan
- GH Universal (Bandung) mulai 1 April sampai 22 Mei 2020
- Grandia (Bandung) mulai 29 Maret sampai waktu yang belum ditentukan
(tvl)