- Ora bertelur 12. Lima telur dimasukan ke dalam inkubasi selama tujuh bulan.
- Tiga bayi yang menetas pertama diberi nama Juanito, Fenix, dan Drakaris.
JERNIH — Ora dan Reo, sepasang komodo dari Indonesia yang tinggal di Kebun Binatang Bioparc Fuengirola di Spanyol kini tidak lagi kesepian. Keduanya baru saja memiliki lima anak yang cantik-cantik.
Pengelola Bioparc Fuengirola menyambut baik kehadiran lima bayi komodo. “Ini pencapaian terbesar bagi kami semua,” kata Milagros Robledo, kepala Departemen Herpetologi di Bioparc Fuengirola.
Ora, komodo betina berusia 13 tahun, bertelur 12 pada Agustus 2022 lalu. Lima dari selusin telur itu diinkubasi secara artifisial selama tujuh bulan.
“Benar-benar tugas yang hebat, sangat membosankan, dan memakan waktu. Namun hasilnya memberi kepuasan,” kata Robledo. “Bayi komodo itu mewakili masa depan penuh harapan bagi spesies langka paling dilindungi.”
Bayi komodo itu lebih ringan dari lemon dan lebih pendek dari kotak sepatu, tapi kelak akan menjadi reptil sepanjang tiga meter, kuat, dan berat mencapai 150 pon. Gigi tajam berbisa akan menjadi senjata mencari mangsa.
Ora dan Reo dibawa dari Indonesia tahun 2021. Binatang ini masuk daftar merah Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam karena hanya 1.500 spesimen yang tersisa di habitat aslinya di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Keduanya kawin pada 24 Juni tahun lalu, saat publik Spanyol menggelar pesta St John. Bayi pertama yang menetas diberi nama Juanito, untuk menghormati tanggal pembuahan.
Fenix, bayi komodo kedua, diberi nama karena selamat dari kerusakan selama inkubasi. Drakaris, bayi komodo ketiga, mengacu pada serial fantasi populer George RR Martin berjudul A Song of Ice and Fire.
Di alam liar, komodo yang baru lahir cenderung berpindah ke atas pohon dan tidak membutuhkan perawatan kedua orang tuanya.
Di penangkaran, bayi komodo tinggal di terrarium terpisah agar dokter hewan dapat memantau pertumbuhannya sampai dipertemukan kembali untuk diperlihatkan kepada publik.
