Sepuluh Investor Kabur Dari Banten
SERANG– Gubernur Banten, Wahidin Halim di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Rabu (20/11),menyatakan keprihatinannya karena banyak pabrik yang akan pindah ke Jawa Tengah. Hal itu disebabkan tingginya Upah Minimum Propinsi Banten yang berdampak pada naiknya biaya produksi yang membuat banyak perusahaan terutama pabrik tekstil dan kaos kaki, terpukul.
“Banyak yang nggak sanggup, bea produksi tinggi, ekspor juga, prihatin, mangkanya kita berharap pada buruh untuk memahami kondisi sekarang,” kata Wahidin. Namun mantan Walikota Tangerang itu meminta kalangan buruh agar tidak khawatir karena bersamaan dengan pindahnya pabrik-pabrik dari Banten, akan masuk sejumlah investasi ke Banten
“Investasi yang masuk ke kita paling tinggi, Rp 36 triliun mau digelontorkan tahun 2019/2020 ini,” kata dia, tanpa memerinci jenis investasi yang akan masuk itu.
Senada dengan Wahidin, Direktur Eksekutif Aprisindo Firman Bakri juga menyampaikan kepindahan sejumlah pabrik dilakukan lantaran tingginya upah minimum kabupaten/kota (UMK) di Banten yang berdampak pada biaya produksi.
UMK-nya tinggi dan UMSK (Upah Minimum Sektoral Kota) juga (tinggi),” kata Firman “Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) telah mendapat informasi setidaknya sebanyak 10 pabrik sepatu di Banten akan memindahkan pabriknya ke Jawa Tengah,” kata Firman.
Firman menambahkan, pindahnya pabrik-pabrik itu akan memicu gelombang pengangguran di Propinsi Banten, mengingat saat iini ada ratusan ribu pekerja karyawan pabrik sepatu.
Menurut Presidium Aliansi Buruh Banten Bersatu (AB3), Maman Nuriman, pindahnya puluhan pabrik sepatu dari Provinsi Banten dengan alasan upah buruh yang naik, hanya alasan yang dibuat-buat para pengusaha untuk dapat memeras tenaga buruh dengan upah sekecil-kecilnya.
“Itu hanya kamuflase saja. Sesungguhnya (pengusaha) masih mampu (membayar upah tinggi),” kata Maman di Kota Tangerang, Rabu (20/11/2019). Karena sepatu hasil produksi pabrik-pabrik di Banten tersebut dijual mahal di luar negeri. “Bahkan seharusnya pabrik sanggup membayar upah di angka Rp 150.000 per hari”
Sebagaimana diketahui, UMK Tangerang saat ini sebesar 3,86 juta. Sementara untuk tahun 2020 mendatang, UMK itu direncanakan naik menjadi Rp 4,19 juta.
Aprisindo mencatat terhitung Juni 2019, tercatat 25 pabrik sudah mendapatkan izin untuk berinvestasi di Jawa Tengah. “Dari 25 pabrik itu, 10 di antaranya berasal dari Banten,” kata dia. [tvl]