Siapa Bisa Melawan Duet LeBron-Davis?
WWW.JERNIH.CO – Seperti pernah kami ulas pada beberapa hari menjelang final NBA antara LA Lakers dan Miami Heat, amat muskil menghadapi duet Lakers LeBron James dan Anthony Davis. Celakanya Bam Adebayo, orang yang paling berperan dalam kemenangan Heat melawan Celtic Boston cedera. Seperti kaki pincang, Jimmy Butler menanggung sendirian.
Dalam dua pertandingan di tahun 2019, Heat kalah terus. Kemudian jika melihat statistik antara dua pilar masing-masing tim, James dan Davis unggul di atas Adebayo dan Butler.
Adebayo alias Bombom turun lagi di game ke empat, tetapi kurang perform dan hanya menyumbang 15 poin. Baru di game terakhir permainannya naik. Meski menjadi pencetak poin tertinggi bagi Heat (25 poin) tapi tak menolong, dan harus rela dibabat Lakers dengan King James sebagai pembuat poin terbanyak game pamungkas itu (28 poin).
Sejak game pertama, duet yang dibentuk tahun 2019 oleh Lakers ini sudah sangat mendominasi. Peran Alex Caruso dan Caldwell-Pope tak bisa dikesampingkan. Mereka mengganggu defense Heat, sehingga dua pilar Lakers itu bertubi-tubi membuat poin.
Sementara Butler kehilangan irama setelah Bombom keluar akibat cedera. Setelah itu, di kuarter kedua dan ketiga adalah milik Lakers. Meski unggul poin di kuarter keempat, namun tak menolong Heat memenangi game pertama.
Tiga hari kemudian, di game kedua, James-Davis kian merajalela. Bahkan kemudian ada peran baru yang dilakukan oleh Rondo, si tukang acak pertahanan Heat.
Strategi permainan Heat baru berubah pada game ketiga setelah ketinggalan 2-0. Memang masih pincang, peran Adebayo kurang bisa dipertunjukkan oleh Meyers Leonard. Tetapi Butler sangat didukung oleh Tyler Herro dan Kelly Olynyk. Keduanya tidak turun penuh, masih di bawah 40 menit, tetapi Herro dan Olynyk menyumbang masing-masing 17 poin. Mereka sekaligus mengantarkan Butler menjadi pusat perhatian. Davis dan James hanya bisa terbelalak, akibat tidak ada strategi baru di tubuh Lakers.
Dalam enam game final NBA 2019-2020, Jimmy Butler mencetak poin terbanyak. Yaitu 40 poin. Heat mendekati Lakers 1-2. Tetapi rekor sementara 40 poin itu belakangan disamai King James di game ke 5. Meski Lakers kalah, tetapi James tak ingin Heat menorehkan sedikit pun kebanggaan.
Kemenangan Lakers sudah sangat diduga sejak awal. Faktanya kemenangan tim kuning ini dilewati dengan selisih yang lumayan jauh. Game 1 dengan 18 poin dan game terakhir yang mengantarkan sebagai pemenang berselisih 12 poin.
Kisah dua dedengkot Lakers ini seolah hendak mengembalikan sejarah lama. Lakers dulu punya Shaquille O’Neal dan mendiang Kobe Bryant. Tetapi dalam sejarah individu pemain, Lakers memang paling banyak mencetak top player yang legendaris. Mulai Wilt Chamberlain (1968), Kareem Abdul Jabbar (1973), Magic Johnson (1979), Shaq O’Neal (1996), Kobe Bryant (2007), dan hadir LeBorn James (2020). (*)