Crispy

Surat Pakar ke Trump: Tidak Ada Bukti Virus Korona Lenyap di Udara Panas

  • Penelitian Chad Roy membuktikan virus korona hidup lebih lama dibanding flu, SARS, dan monkeypox.
  • Di Iran dan Australia, virus menyebar lebih cepat di cuaca panas.

Washington — Presiden AS Donald Trump mengatakan virus korona akan secara ajaib menghilang saat cuaca panas. Panel ahli mengatakan tidak ada bukti ilmiah tentang semua itu.

Dalam surat yang dikirim ke Gedung Putih, anggota Komite Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional (NAS) menulis; “Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa coronavirus dapat mentransmisi secara kurang efisien di lingkungan dengan suhu dan kelembaban lebih tinggi; namun, mengingat kurangnya imunitas inang secara global, pengurangan efisiensi transmisi ini mungkin tidak mengarah pada pengurangan signifikan dalam penyebaran penyakit tanpa adopsi intervensi kesehatan masyarakat utama secara bersamaan.”

Dalam surat itu anggota komite juga menyebut bahwa sebuah studi tentang wabah di Cina menunjukkan bahkan di bawah kondisi suhu dan kelembaban maksimum, virus menyebar secara eksponensial, dengan rata-rata setiap orang yang terinfeksi menyebar ke hampir dua orang lainnya.

Baca Juga:
— Tahun 2015 Bill Gates Meramalkan Kedatangan Virus Korona
— Virus Korona dan Diplomasi Masker Cina ke Eropa
— Cina Demam Teori Konspirasi Virus Korona Berasal dari AS

William Schaffner, spesialis penyakit menular di Vanderbilt University Medical Center dan bukan anggota komite NAS, mengatakan keskipun kita dapat berharap cuaca memberikan kontribusi pada pengurangan penularan, kita tidak dapat bergantung padanya. Kita harus terus menggunakan jarak sosial dan langkah-langkah lain untuk mengurangi penularan.

Sebelumnya, Presiden Trump mengatakan virus korona akan surut dengan datangnya cuaca lebih hangat. “Banyak orang berpikir virus akan hilang pada April 2020, saat panas datang,” kata Trump, saat memberi sambutan di depan gubernur negara bagian, 10 Februari lalu.

Trump mengulangi lagi teorinya dalam rapat umum politik di New Hampshire. “Sepertinya, pada bulan April cuaca menjadi lebih hangat dan virus akan hilang secara ajaib,” katanya.

Saat muncul di FoxNews, Trump sekali lagi mengatakan hal yang sama. “Kalian tahu, konon virus akan mati saat cuaca lebih panas. Itu tanggal yang indah untuk dinanti,” ujarnya.

Schaffner mengatakan NAS memberi penilaian lebih serius tentang situasi. Menurutnya, musim semi tidak akan menjadi solusi total.

Surat itu juga berisi pengalaman Chad Roy, peneliti di Universitas Tulane, yang memasukan virus ke ruang dengan suhu panas dan lembab di laboratorium dan mempelajarinya selama 16 jam.

Laporan Roy sangat mengejutkan. Bahwa, virus korona hidup lebih lama dibanding flu, monkeypox, tuberculosis, dan virus penyebab SARS.

Hasil penelitian Roy inilah yang dikirim ke Gedung Putih. Para ahli juga menunjukan bagaimana virus menular di negara-negara bercuaca hangat.

Di Australia dan Iran, misalnya, virus menyebar sedemikian cepat. Penurunan kasus yang disebabkan terjadinya peningkatan kelembaban tidak boleh diasumsikan.

Back to top button