Crispy

Survei: 72% Perempuan Indonesia Merasa Diperlakukan Bak Pelacur

Jakarta – Sebanyak 72 persen perempuan Indonesia merasa jadi pelacur dan tidak dihargai oleh pasangannya. Sebuah angka yang mengejutkan.

Angka ini diungkapkan dalam sebuah survei yang dilakukan Gerakan Bukti Cinta (Gerbukcin). “Sesuai hasil survei kita, 72% wanita merasa diperlakukan seperti pelacur, karena hanya diperlukan sebutuhnya bukan seutuhnya, tidak pernah dirayu atau dimanja. Gak ada spesifik. Surveinya 100 responden random sampling multi etnis dan usia. Rentan survei bulan November,” kata Ketua Umum Gerbukcin Aris Wahyudi, Selasa (3/12/2019).

Melihat fenomena itu, Aris mengaku prihatin dan mencoba ingin menjadikan wanita tidak hanya sekedar diberikan ruang akses sosial semata melainkan lebih bagaimana disikapi layaknya wanita yang disayangi dan dilindungi. Dan studi kasusnya ia mencontoh budaya gantleman di Inggris di mana dirinya pernah tinggal di sana.

“Pria inggris memang budayanya menjadikan pria gentleman karena cara memperlakukan seorang wanita mereka itu. Budaya seperti membukakan pintu bagi wanita, memberikan jaket saat wanita kedinginan bahkan berlutut saat meminta dinikahi wanita. Budaya itu yang kita mau contoh,” terangnya.

Ia juga secara tegas menyatakan bahwa gerakannya itu ingin mengimpor budaya gentleman Inggris di Indonesia. Apalagi melindungi dan memperlakukan wanita dengan spesial itu juga tidak bertentangan dengan ajaran agama apapun. “Kami bisa dikatakan importir budaya tapi budaya yang positif. Budaya bagaimana menghargai dan memperlakukan wanita dengan baik,” terangnya.

Aris juga mengatakan bahwa pihaknya memiliki target 5 tahun ke depan target mereka tercapai. Yakni menjadikan para lelaki di Indonesia menjadi pria gantleman. “Target kita ke depannya 5 tahun lagi di Indonesia, pria akan jongkok memberikan cincin ke wanita untuk dinikahi. Sehingga penjajahan wanita pada era kartini bisa dihilangkan,” tegasnya. [Zin]

Back to top button