Takut Tentara Myanmar Makin Brutal, 1.500 Warga Tiga Desa Lari ke Hutan
- Empat tentara, dua diantaranya perwira, dilaporkan tewas dibunuh penduduk desa.
- Tentara bersumpah akan balas dendam, dengan memburu orang yang membunuhnya.
- Penduduk tiga desa di negara bagian Shan yakin polisi akan menangkap siapa saja untuk disuruh mengaku.
- Warga memilih kabur ke dalam hutan.
JERNIH — Lebih 1.500 penduduk tiga desa di Kotapraja Pekon, negara bagian Shan, meninggalkan rumah dan lari ke hutan menyusul janji militer Myanmar yang akan membalas kematian empat tentaranya.
Empat tentara yang hilang terdiri dari dua perwira dan lainnya prajurit. Militer Myanmar mengatakan kehilangan kontak dengan keempatnya sejak 15 Maret.
Laporan terakhir menyebutkan keempatnya disergap penduduk desa. Tubuh mereka diikat dan dibuang ke lubang di Desa Lethon. Kendaraan yang ditumpangi keempatnya didorong ke jurang dan terbakar.
Empat warga desa ditahan dan empat lainnya diinterogasi. Tentara mengancam akan melakukan tindakan ekstrem terhadap warga yang terlibat.
Sejak 17 Maret tentara menggrebek desa-desa di negara bagian Shan, dekat perbatasan Kayah. Warga protes, tapi dibubarkan dengan tembakan peluru karet dan gas air mata.
Militer menduduki sebuah gereja dan sekolah untuk menampung pasukan. Penduduk tiga desa mulai mengungsi ke dalam hutan.
Kamis 18 Maret, 20 penduduk desa dan Ko Khun Myo Hlaing Win, anggota komite pemogokan umum anti-rezim negara bagian Kayah, ditahan. Hlaing Win dibebaskan, tapi penduduk tidak.
Kepada The Irrawaddy, Hlaing Win mengatakan seluruh penduduk yang ditahan menghadapi siksaan hebat sampai tak sadarkan diri. Ada yang tuli akibat kerusakan gendang telinga.
Sebanyak 18 dari 20 penduduk desa dibebaskan dengan luka di sekujur tubuh. Dua lainnya tak masih ditahan.
Sekitar 200 tentara dikelarhkan ke Lelhton. Warga Desa Lelhton, Wari Taung Chay, dan Saungkan, melarikan diri ke hutan sebelum tentara tiba.
Sebelumnya di Wilayah Sagaing, kotapraja Depayin, ribuan penduduk dari lima desa melakukan hal sama. Hlaing Win yakin akan ada ribuan penduduk desa lain yang masuk ke dalam hutan, menghindari penangkapan.
Aksi protes anti-militer di Myanmar kita telah berubah. Tentara tidak sekedar menghabisi pengunjuk rasa di kota-kota besar, tapi mereror penduduk desa.
Penyebabnya, setiap hari penduduk desa datang ke kota untuk meramaikan aksi unjuk rasa.