Crispy

Taliban Cekik Kabul, Puluhan Ribu Pengungsi Memasuki Kota

  • Di Mazar-i-Sharif, Taliban menghadapi perlawanan sengit milisi Uzbek pimpinan Abdul Rashid Dostum.
  • Di Kabul, kepanikan terjadi di jalan-jalan dan kedutaan negara-negara Barat.

JERNIH — Taliban, Sabtu 14 Agustus, memperketat cengkeraman terhadap Kabul ketika pengungsi tanpa henti membanjiri ibu kota Afghanistan, dan marinir AS menggelar evakuasi darurat.

Kabul kini menjadi benteng terakhir pasukan pemerintah Afghanistan, setelah kota-kota di sekelilingnya jatuh tanpa perlawanan. Taliban bergerak perlahan menuju Kabul, seolah memberi waktu bagi setiap negara mengevakuasi penduduknya ke luar Afghanistan.

Saat yang sama, pertempuran sengit terjadi di Mazar-i-Sharif — kota bersejarah yang dikuasai Abdul Rashid Dostum, pemimpin milisi Uzbek dan anti-Tliban. Dostum masuk dalam pemerintahan Afghanistan bentukan AS dan sempat menjadi wakil presiden.

Kota-kota penting yang belum jatuh ke tangan Taliban adalah Jalalabd, Gardez, dan Khost. Taliban kemungkinan tidak akan kesulitan mengambil tiga kota ini karenan dikuasi etnis Pashtun.

Afghanistan adalah negara multietnis, tapi tanpa etnis dominan. Pashtun di urutan teratas dengan 42,1 persen. Tajik di posisi kedua dengan 33,6 persen. Berikutnya adalah Uzbek 10,6 persen dan Hazara 9,8 persen. Lainnya adalah etnis-etnis kecil.

Di masa lalu, saat perang melawan Uni Soviet; Pashtun, Tajik, dan Uzbek, bersatu. Tajik punya Ahmad Shah Masood, panglima militer terkenal. Uzbek memiliki Abdul Rashid Dostum, yang sampai saat ini masih berkiprah.

Di kubu Pashtun, dunia pasti masih belum lupa dengan Gulmuddin Hekmatyar, dan sejumlah nama lainnya.

Panik, Bingung

Tidak hanya Kedubes AS yang panik dan sibuk mengevakuasi staf, Kedubes Jerman, Denmark, Inggris, dan Spanyol, mengumumkan penarikan personal diplomatik dari Kabul. Penarikan tak terhindarkan.

Jalan-jalan di Kabul dipenuhi orang-orang dari kota-kota terdekat yang mencari perlindungan di ibu kota. Mereka kebingungan dan ketakutan karena tahu serangan Taliban bisa terjadi kapan saja.

Di Pentagon, juru bicara John Kirby mengakui Taliban sedang berusaha mengisolasi Kabul. Namun, menurutnya, Kabul tidak dalam lingkungan ancaman yang segera terjadi.

Pemerintah Presiden Joe Biden bersikers bahwa kejatuhan Kabul tidak dapat dihindari. Artinya, tidak ada yang bisa menahan gerakan Taliban untuk mengambil alih ibu kota.

Check Also
Close
Back to top button