
Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Fadli Zon, yang hadir langsung di Osaka, menyerahkan hadiah simbolis kepada pengunjung ke-3.500.000 berupa tiket perjalanan ke Bali bagi dua orang wisatawan. “Ini bahkan melampaui target awal pengunjung yakni 2,8 juta. Antusiasme ini membuktikan bahwa kebudayaan Indonesia diterima sebagai bagian dari percakapan global tentang masa depan kemanusiaan,” kata Fadli.
JERNIH– Di tengah gegap gempita Expo 2025 Osaka, paviliun Indonesia berdiri sebagai salah satu magnet utama. Lebih dari 3,5 juta pengunjung telah singgah dan terpikat oleh kekayaan budaya Nusantara yang dikurasi di bawah tema “Nature, Culture, Future.”
Angka itu bukan sekadar statistik; ia melampaui target 2,8 juta pengunjung dan menjadi penanda kuat betapa dunia memandang Indonesia bukan hanya sebagai negeri tropis yang eksotis, melainkan pusat kebudayaan yang hidup dan relevan di abad ke-21.
Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Fadli Zon, yang hadir langsung di Osaka, menyerahkan hadiah simbolis kepada pengunjung ke-3.500.000 berupa tiket perjalanan ke Bali bagi dua orang wisatawan. “Ini bahkan melampaui target awal pengunjung yakni 2,8 juta. Antusiasme ini membuktikan bahwa kebudayaan Indonesia diterima sebagai bagian dari percakapan global tentang masa depan kemanusiaan,” kata Fadli.
Selama enam bulan penyelenggaraan Expo, paviliun Indonesia menjadi etalase diplomasi budaya. Dari tarian tradisional, musik talempong dan tarawangsa, pencak silat, pameran wastra, teater, hingga kuliner nusantara—semuanya menampilkan harmoni antara kearifan lokal dan inovasi modern. Filosofi Tri Hita Karana, yang menjiwai paviliun ini, menjadi fondasi narasi tentang keseimbangan antara manusia, alam, dan spiritualitas.
“Paviliun ini mencerminkan bagaimana budaya, inovasi, dan kerja sama lintas sektor dapat membangun citra Indonesia sebagai bangsa yang maju, kreatif, dan berakar kuat pada nilai-nilai budaya,” ujar Fadli. Ia menegaskan bahwa budaya bukan sekadar warisan, melainkan soft power yang mampu membuka ruang kolaborasi dan memperkuat diplomasi di panggung internasional.
Diplomasi Masa Depan
Expo 2025 Osaka, yang diikuti 158 negara dengan total pengunjung mencapai lebih dari 30 juta orang, menjadi ajang pertemuan gagasan global tentang inovasi dan keberlanjutan. Bagi Indonesia, partisipasi ini bukan hanya soal memperkenalkan batik, tarian, atau makanan khas. Lebih jauh, ia adalah strategi diplomasi budaya—upaya menempatkan Indonesia dalam poros percakapan dunia tentang teknologi, keberlanjutan, dan kemanusiaan.
“Expo Osaka memperlihatkan bagaimana budaya, inovasi, dan keberlanjutan menjadi tiga pilar utama masa depan dunia. Indonesia hadir sebagai bagian dari percakapan global itu,” kata Fadli.
Dalam kesempatan yang sama, Menbud juga meninjau sejumlah paviliun negara sahabat. Di Paviliun Jepang, Fadli berdialog tentang kolaborasi teknologi museum, pertukaran kurator, dan desain berkelanjutan. “Paviliun Jepang memperlihatkan bagaimana tradisi dan teknologi dapat berpadu dalam harmoni yang sejalan dengan semangat Indonesia dalam regenerasi budaya,” ujarnya.
Ia juga mengunjungi Paviliun Tiongkok, yang mengedepankan kesinambungan budaya melalui inovasi digital, dan Blue Ocean Dome, sebuah atraksi audiovisual imersif tentang kebudayaan maritim dunia.
Sementara itu, dalam pertemuan dengan Executive Director Paviliun Arab Saudi, Eng. Adel Alfayez, kedua pihak membahas rencana kolaborasi di bidang film, konservasi warisan budaya, dan pertukaran seniman. Fadli menyebut bahwa Indonesia berkomitmen berpartisipasi aktif dalam Expo 2030 Riyadh.
“Sebagai dua negara berpenduduk mayoritas Muslim, kita memiliki tanggung jawab bersama menjadikan budaya sebagai jembatan antara spiritualitas, kreativitas, dan kemajuan peradaban,” ujar Fadli.
Kesuksesan Paviliun Indonesia tak lepas dari sinergi lintas lembaga. Kementerian Kebudayaan bekerja sama erat dengan Kementerian PPN/Bappenas sebagai penanggung jawab paviliun, serta mitra strategis dari berbagai sektor publik dan swasta. Menbud menyampaikan apresiasi khusus kepada Sekretaris Utama Bappenas Teni Widuriyanti, Deputi Kemaritiman dan SDA Dr. Vivi Yulaswati, Dirjen Diplomasi dan Promosi Budaya Endah Retnoastuti, serta jajaran KBRI Tokyo yang turut hadir mendampingi.
Expo 2025 Osaka, yang akan ditutup secara resmi pada 13 Oktober 2025, memberikan dampak ekonomi mencapai 3 triliun yen (setara Rp330 triliun) bagi kawasan Kansai. Namun, bagi Indonesia, nilai yang lebih besar bukan hanya dalam angka, melainkan dalam jejak kebudayaan yang ditinggalkan.
Seperti pernah dikatakan oleh filsuf Jerman, Johann Wolfgang von Goethe, “Culture is the widening of the mind and of the spirit.” Budaya memperluas jiwa manusia—dan di Osaka, Indonesia membuktikan bahwa kebudayaan bukan hanya masa lalu yang dijaga, melainkan masa depan yang sedang dibentuk. [ ]






