Tentara Myanmar Bunuh Polisi yang Bantu Pengunjuk Rasa
- Kin Kin, polisi Myanmar dari etnis Chin, ditembak saat membantu penduduk melawan tentara.
- Jenasahnya dibiarkan tergeletak di jalan. Yang mendekati ditembak sniper.
JERNIH — Tentara Myanmar menembak mati seorang polisi yang membantu penduduk menyelamatkan diri dari berondongan senjata di Kotapraja Tamu, Wilayah Sagaing, Jumat 2 April pagi.
Kin Kin, polisi Myanmar dari etnis Chin, menolak berdinas sebagai protes terhadap kekejian junta militer terhadap penduduk. Ia berada di Bangsal Nan Phar lone di Tamu sekitar pukul 02:30 dini hari, ketika pasukan keamanan menembaki penduduk di dekat markas pemadam kebakaran.
“Kami belum bisa mengambil jenasah Kin Kin,” kata seorang warga Tamu. “Tentara membiarkan tubuh Kin Kin di tengah jalan, dan akan menembak siapa saja yang berusaha mengambilnya.”
Saksi lain mengatakan tentara menyerbu Bangsal Nan Phar Lone, dan mendapat perlawanan hebat dari penduduk. Menggunakan ketapel dan senapan berburu babi, penduduk melawan.
Kin Kin berusaha menyelamatkan penduduk yang terjebak adu tembak. Ia mengalihkan perhatian tentara Myanmar, yang membuat beberapa penduduk lolos dari lokasi baku tembak tak seimbang.
“Kami dengar beberapa polisi dan tentara juga terluka dalam insiden itu, tapi kami belum bisa memastikan,” kata warga lainnya. “Dua warga dilaporkan hilang.”
Kin Kin adalah warga Tamu kedua yang terbunuh. Sebelumnya, 26 Maret lalu, seorang warga ditembak aparat keamanan.
Seorang pria Gurkha, bekerja sebagai penjaga keamanan di sebuah lokasi konstruksi di Tamu, ditangkap aparat keamanana dan belum diketahui nasibnya. Sedangkan tiga orang yang tertembak dilarikan ke Imphal, wilayah India, untuk mendapat perawatan.
Kachin Bakar Pabrik
Di Kotapraja Hpakant, negara bagian Kachin, Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA) menyerang dan membakar sebuah pabrik milik Htay Myint, pengusaha kroni militer yang berkuasa 1992-2011.
Seorang warga yang tinggal di dekat pabrik Yuzana Co mengatakan serangan terjadi pukul 01:00 hingga 02:00. Tidak ada suara tembakan. Karyawan yang berada di dalam pabrik terbangun berusaha memadamkan api.
“Api tak bisa dipadamkan sampai Kamis 1 April pagi,” kata warga itu. “Pabrik menghasilkan tepung tapioka dan gula.”
Beberapa penduduk mengatakan pabrik terbakar ketika tentara KIA menyerang tentara Myanmar. Yang lain mengatakan tidak ada suara tembakan malam itu. Jadi, serangan itu tidak bersenjata dan hanya berniat membakar.
Yuzana Co bersengketa soal kepemilikan lahan dengan penduduk saat berdiri. Didukung aparat militer, peruasahaan menyita 300 ribu hektar tanah di Lembah Hukawng utnuk budi daya singkong.
Lembah Hukawnk dikenal sebagai suaka harimau terbesar di dunia.
Penduduk Kachin di Desa Wara Zup kehilangan tanah leluhur mereka akibat ulah Yuzana Co. Upaya mengklaim kembali tanah itu ditanggapi ancaman pemukulan oleh karyawa Yuzana Co yang berkolusi dengan pemerintah setempat.
Kachin punya KIA sebagai kelompok etnis bersenjata, tapi pengaruhnya kecil. KIA dikabarkan sedang merundingkan gencatan senjata dengan Tatmadaw sebelum kudeta militer.