Crispy

Terusan Suez Macet, Perusahaan Belanda Bingung Hadapi Kelangkaan Alat Seks

  • EDC Retail kehilangan pendapatan jutaan dolar dari penjualan alat seks.
  • Mereka juga harus menata stok dan memulihkan rantai pasikan.
  • Jika jalur pengiriman diubah, biaya terlalu tinggi dan berisiko.

JERNIH — Kemacetan di Terusan Suez, akibat kontainer raksasa dalam posisi melintang, menimbulkan krisis lain di Belanda; kelangkaan mainan seks.

Daily Mail melaporkan kapal pembawa 20 kontainer berisi dildo, vibrator, dan alat masturbasi pria, adalah satu dari 400 kapal yang antre di mulut Terusan Suez selama berhari-hari.

Di tengah Terusan Suez, petugas siang-malam berusaha meluruskan badan kapal kontainer raksasa, sejajar dengan alur terusan, agar bisa bergerak dan melanjutkan perjalanan.

Situasi ini membuat EDC Retail, penjual alat seks di Belanda, kehilangan pendapatan jutaan dolar. “Menjengkelkan. Situasi akan berlanjut untuk waktu yang lama,” kata Evertine Magermen, CEO CDC Retail.

EDC Retail tidak hanya kehilangan pendapatan, tapi juga pembengkakan biaya dan risiko ekstra. Masalah lain, pemulihan persediaan yang butuh waktu lama.

Magerman mempertimbangkan mengubah rute pelayaran melalui Afrika, tapi waktu tempuh menjadi lima atau tujuh hari lebih lama serta ancaman pembajakan.

“Tapi biarlah, itu bukan urusan kami. Itu urusan perusahaan pelayaran,” kata Magerman kepada RTV Noord.

Osama Rabie, ketua Otoritas Terusan Suez, mengatakan saluran dapat dinavigasi kembali setelah kontainer Ever Given sepanjang 430 meter dibebaskan tanpa kerusakan.

“Kami tidak akan menyia-nyiakan waktu satu detik pun,” kata Rabie kepada televisi pemerintah Mesir. “Sebanyak 400 kapal menunggu di dua mulut kanal, termasuk puluhan kontainer, kapal curah, kapal tanker minyak, LNG dan LPG.”

Sejauh ini belum ada perusahaan yang mengeluh mengalami kerugian luar biasa besar akibat kemacetan Terusan Suez, kecuali pengecer alat seks di Belanda.

Back to top button