Tiada Ampun Bagi Chisako Kakehi Si Nenek Pembunuh Berantai
- Chisako Kakehi berusaha mencari keringanan hukuman. MA Jepang justru menguatkan hukuman mati.
- Sang nenek menggunakan agen perjodohan untuk mencari korbannya.
- Korban adalah lansia. Setelah menikah, Chisako meminta surat waris atas semua asset.
- Setelah surat waris diterima, Chisako meracun korbannya.
JERNIH — Mahkamah Agung Jepang menguatkan vonis mati untuk Chisako Kakehi, nenek usia 74 tahun yang dikenal dengan sebutan Black Widow, atas pembunuhan tiga pria, termasuk suaminya, dan percobaan pembunuhan yang gagal terhadap korban keempat.
Kakahi dijatuhi hukuman mati tahun 2017, atas pembunuhan tahun 2007 sampai 2013 di Kyoto, Osaka, dan Hyogo. Tim hukum Kakehi mengajukan banding dengan alasan terpidana menderita demensia, dan tidak mampu ambil bagian dalam persidangan.
Mahkamah Agung menolak bandingnya, dan menyelesaikan keputusan ini pada hari Selasa. “Dia menggunakan agen perjodohan untuk berkenalan dengan korban lansia satu demi satu, dan meracuni mereka setelah korban mempercayainya,” kata Hakim Yuriko Miyazaki dalam putusannya. “Ini kejahatan kejam karena dilakukan berdasarkan niat membunuh, dan direncakan sangat kuat.”
Hakim Yuriko juga mengatakan; “Bahkan dengan pertimbangan kedaan yang menguntungkan terdakwa, seperti makin tua, hukuman mati tidak dapat dihindari.”
Black Widow
Kakehi menyita perhatian publik Jepang ketika polisi menyelidiki kematian suaminya tahun 2013, kurang dua bulan setelah keduanya menikah.
Penyelidikan dimulai dengan laporan otopsi yang menemukan sianida di perut suami dan darah Kakehi. Namun, Kakehi baru ditangkap sebelas bulan kemudian.
Sebelumnya, tahun 2007, tunangan Kakehi meninggal akibat tabrakan sepeda motor. Saat itu polisi juga menemukan sianida di tubuhnya, tapi tidak curiga pada Kakehi.
Kepolisian Jepang menduga korban Kakehi bukan tiga, tapi beberapa dan semuanya lansia. Pembunuhan dilakukan dalam dua dekade terakhir.
Motif pembunuhan adalah penguasaan asset korban. Kepolisian Jepang mengatakan proses pembunuhan, dengan cara diracun, dimulai setelah korban mewarisi asset kepadanya.
Pers menjuluki Kakehi sebagai janda hitam, atau black widow. Kata black widow mengacu pada laba-laba yang membunuh pasangannya setelah kawin.
Kakehi menjaring korban-korbannya lewat agen perjodohan. Tidak aneh jika korban-korban Kakehi bukan berasal dari satu kota.
Namun, Kakehi bukan satu-satunya black widow. Kanae Kijima mungkin contoh paling terkenal, dan sedang menunggu eksekusi mati.
Kijima membunuh tiga korbannya saat berkencan. Ia merekayasa kematian korban-korbannya agar terkesan seperti bunuh diri.
Belum ada kabar kapan Kakehi dan Kijima menjalani hukuman mati.