Tiga Negara Tetangga India Kompak Tutup Perbatasan
Sri Lanka menyusul Bangladesh dan Nepal yang telah menutup perbatasan seiring lonjakan angka kasus positif di India selama tiga minggu terakhir.
JERNIH-Mulai Kamis (6/5/2021) seluruh penerbangan dari India akan dilarang masuk ke Sri Lanka. Dengan demikian sudah tiga negara yang berbatasan dengan India, menutup perbatasannya seiring dengan lonjakan angka kasus positif di India.
Seperti dilansir AFP, Kamis (6/5/2021), Sri Lanka menjadi negara tetangga ketiga dari India yang menutup perbatasannya. Sebelumnya Bangladesh dan Nepal, juga telah melarang penerbangan dari negara tersebut setelah lonjakan kasus Corona di India terus berkelanjutan dalam tiga pekan terakhir.
Kedua negara itu bahkan menutup seluruh jalur perbatasan baik darat, laut maupun udara mereka dengan India.
Patroli angkatan Laut Sri Lanka dikerahkan di perairan perbatasan untuk menjauhkan kapal-kapal pukat India. Bahkan pada Selasa (4/5/2021) waktu setempat, patroli berhasil mencegat 11 kapal yang melintasi jalur perairan sempit yang memisahkan wilayahnya dengan India.
Saat ini Sri Lanka melaporkan kasus positif 117.529 kasus Corona dan 734 kematian di wilayahnya.
Sejak 14 April Bangladesh telah menghentikan seluruh penerbangan internasional karena adanya lonjakan kasus Corona di wilayahnya. Namun baru 26 April lalu Bangladesh menutup perbatasannya dengan India.
Jumlah kasus Corona di Bangladesh sebanyak 767.338 kasus dengan 11.755 kematian tercatat di wilayah Bangladesh.
Sementara Nepal telah menghentikan sementara seluruh penerbangan internasional sejak sepekan lalu, hingga 14 Mei mendatang. Ada dua penerbangan pulang-pergi dalam sepekan dari dan ke India, untuk memulangkan warganya yang terjebak.
Nepal juga menutup seluruh jalur perbatasan dengan India. Hanya warga Nepal yang hendak pulang ke negaranya yang bisa melintasi perbatasan.
Tiga negara tetangga India, yakni Sri Lanka, Bangladesh dan Nepal, saat ini tengah menghadapi lonjakan kasus Corona di wilayah masing-masing. Palang Merah Internasional menyebut situasi di kawasan Asia Selatan sebagai ‘bencana kemanusiaan’. (tvl)