Topan Super Ragasa Tewaskan 14 Warga Taiwan, Menghantam Hong Kong dengan Angin Kencang

Otoritas cuaca Hong Kong mengeluarkan peringatan topan tertinggi mereka, “T10” dan memperingatkan kemungkinan tanah longsor saat badai tersebut melewati 150 km (93 mil) barat daya wilayah China tersebut.
JERNIH – Empat belas tewas dan 124 orang hilang di Taiwan timur setelah sebuah danau penghalang meluap di tengah hujan lebat yang disebabkan Topan Super Ragasa. Topan tersebut juga menghantam Hong Kong dengan angin kencang dan gelombang.
“Sebagian besar korban tewas adalah orang lanjut usia yang tidak dapat menyelamatkan diri dari banjir dari Danau Penghalang Matai’an Creek di Kotapraja Guangfu, Kabupaten Hualien,” demikian pernyataan dari Departemen Pemadam Kebakaran Kabupaten Hualien Rabu (24/9/2025). Tiga puluh empat orang terluka, dan operasi penyelamatan bagi yang hilang sedang berlangsung.
Kantor Berita Pusat Taiwan (CNA) melaporkan bahwa danau tersebut meluap pada Selasa pagi, diikuti gelombang banjir yang jauh lebih besar sekitar pukul 4:30 sore waktu setempat (08:30 GMT). Rekaman video yang dibagikan oleh media Taiwan menunjukkan air yang bergerak cepat menerjang Kotapraja Guangfu, menyeret kendaraan dan menghancurkan sebuah jembatan.
CNA melaporkan bahwa banyak orang berlindung di atap rumah mereka hingga banjir surut, meninggalkan lumpur dan puing-puing di belakangnya.
Topan Super Ragasa awal minggu ini melanda Taiwan dan pulau-pulau sekitarnya dengan angin kencang dan hujan sambil bergerak ke selatan. Beberapa bagian Kabupaten Hualien di pantai timur Taiwan yang terjal menerima lebih dari 700 mm curah hujan, sementara kota-kota di selatan dan timur dilanda hujan 500-600 mm, menurut CNA.
Presiden Taiwan William Lai Ching-te mengatakan dalam sebuah posting Facebook pada Selasa malam bahwa semua kementerian pemerintah dan militer telah dikerahkan untuk membantu tanggap darurat dan pembersihan bencana. “Semua orang harus tetap waspada. Seluruh personel tanggap bencana garda terdepan diimbau untuk mengutamakan keselamatan diri sendiri saat menjalankan tugas,” ujar Lai.
Hingga Rabu pagi, lebih dari 160 penerbangan di bandara internasional Taoyuan Taiwan dibatalkan, sementara jalur kereta api dan layanan feri ditangguhkan di beberapa daerah. Mayoritas penerbangan yang dibatalkan merupakan penerbangan jarak pendek ke atau dari Hong Kong dan Makau, yang mulai ditutup untuk mengantisipasi topan.
Otoritas cuaca Hong Kong mengeluarkan peringatan topan tertinggi mereka, “T10”, pada hari Rabu dan memperingatkan kemungkinan tanah longsor saat badai tersebut melewati 150 km (93 mil) barat daya wilayah Tiongkok tersebut. Ragasa menghantam ombak yang lebih tinggi dari tiang lampu ke jalan-jalan di Hong Kong dan menghentikan kehidupan di pantai selatan Cina.
Observatorium Hong Kong melaporkan kecepatan angin maksimum “berkelanjutan” sebesar 112-153 km/jam (70-95 mph) dan hembusan maksimum melebihi 184 km/jam (114 mph) pada Rabu pagi, tetapi menyatakan badai tersebut mulai meninggalkan wilayah tersebut pada pukul 11.00 waktu setempat (03:00 GMT).
HKO mengatakan bahwa peringatan topan akan tetap berlaku karena dampak badai masih terasa. “Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan mewaspadai angin kencang yang dapat merusak. Cuaca lokal akan terus memburuk hari ini, dengan seringnya hujan deras dan badai petir,” demikian pernyataan observatorium.
Sementara itu Kantor Berita Xinhua Cina melaporkan, Provinsi Guangdong di Cina selatan telah merelokasi lebih dari 1 juta orang sebagai persiapan menghadapi badai yang akan melanda pada Rabu sore.