Crispy

Trump Sarankan Pasang Bendera Cina di Jet AS untuk Mengebom Rusia

Trump menyebut NATO sebagai ‘macan kertas’. Ia juga mengklaim lebih keras terhadap Vladimir Putin daripada pemimpin AS lainnya.

JERNIH – Ada-ada saja candaan dari mantan Presiden AS Donald Trump. Ia menyarankan militer AS menyamarkan pesawatnya menggunakan bendera Cina dan kemudian mengebom Rusia.

Dalam pidatonya di hadapan para pendonor Partai Republik di New Orleans, Donald Trump mengatakan AS harus memasang bendera Cina di Jet F-22 kemudian “mengebom Rusia” sebagai pembalasan atas invasinya ke Ukraina.

The Washington Post melaporkan, pernyataan itu muncul akhir pekan lalu. Masih menurut media tersebut, mantan presiden itu kemudian berkata: “Dan kemudian kami berkata, ‘China yang melakukannya, kami tidak melakukannya, China yang melakukannya.’ Lalu mereka mulai berkelahi satu sama lain dan kami duduk dan menonton.” Sontak saja, orang yang hadir dalam pertemuan itu tertawa.  

Trump juga menyebut serangan Presiden Rusia Vladimir Putin di Ukraina sebagai pelaku kejahatan besar-besaran terhadap kemanusiaan. Ia juga menggambarkan aliansi NATO sebagai ‘macan kertas’. Selama berada di Gedung Putih, Trump berulang kali mengkritik aliansi militer dan nyaris menarik AS keluar dari perjanjian itu.

Menurut Post, Trump juga menyebut NATO sebagai ‘macan kertas’. Ia mengatakan militer AS telah memenangkan ‘pertempuran’ melawan pasukan Rusia saat dia menjadi presiden, dan mengklaim lebih keras terhadap Vladimir Putin daripada pemimpin AS lainnya.

Trump telah menghadapi kritik keras karena memuji pemimpin Rusia sejak invasi dimulai. Trump menggambarkan langkah Putin sebagai ‘jenius’ dan ‘cerdas’ ketika pasukan melintasi perbatasan ke Ukraina. Namun dia juga mengatakan invasi itu salah.

Dalam pidatonya di hadapan sekitar 250 pendonor utama Partai Republik di hotel elit Four Seasons”, The Post mengatakan, Trump mengklaim Putin tidak akan menginvasi Ukraina jika dia masih berkuasa. “Saya mengenal Putin dengan sangat baik,” kata Trump. “Dia tidak akan melakukannya. Dia tidak akan pernah melakukannya.”

Seperti diketahui, Rusia ikut campur dalam pemilihan AS di 2016 untuk menguntungkan Trump. Investigasi atas campur tangan itu menghasilkan vonis pidana terhadap para pembantu Trump.

Sebagai presiden, Trump pernah bertemu dengan Putin di Helsinki pada Juli 2018. Keduanya bertemu secara pribadi, tanpa pembantu dekatnya. [*]

Back to top button