Trump Terancam Botak dan Gagal Jantung Gara-gara Hydroxychloroquine
Jakarta – Donald Trump akan sangat terkejut ketika dia mendengar tentang efek samping dari obat yang dia percaya akan melindunginya dari coronavirus yakni hydroxychloroquine.
Presiden berusia 73 tahun itu mengatakan bahwa ia telah menggunakan obat anti malaria kontroversial bernama hydroxychloroquine itu “selama sekitar satu setengah minggu”. Tindakan ini bertentangan dengan saran dari pimpinan medis di pemerintahannya.
Hydroxychloroquine hanya disetujui untuk mengobati lupus dan rheumatoid arthritis oleh Badan Administrasi Makanan dan Obat-obatan (FDA) Pemerintah AS. Lembaga ini memperingatkan agar tidak menggunakannya di luar rumah sakit karena dapat menyebabkan masalah jantung. Demikian dikutip dari Metro.co.uk, Rabu (20/2/2020).
Mungkin yang lebih mengkhawatirkan bagi presiden pemilik rambut pirang yang unik itu adalah beberapa efek samping hydroxychloroquine yang, menurut Drugs.com, termasuk sakit kepala, mual, sakit perut, ruam kulit, gatal, dan rambut rontok.
Selama briefing pers semalam, Trump mengatakan dokter Gedung Putih tidak merekomendasikannya kepadanya, tetapi dia memintanya. “Saya mulai mengambilnya, karena saya pikir itu bagus. Saya sudah mendengar banyak cerita bagus.”
Dia menepis kekhawatiran tentang efek samping obat itu, mengingat banyak klaim bahwa pekerja garis depan ‘meminumnya’ dan ‘banyak dokter meminumnya’.
Tindakan Presiden ini mendapat kritik dari petugas medis dan politisi, termasuk Ketua DPR Pelosi yang mengatakan bahwa Trump “sangat gemuk” dan bisa berisiko.
Dia mengatakan kepada CNN: “Dia adalah presiden kita dan saya lebih suka dia tidak mengambil sesuatu yang belum disetujui oleh para ilmuwan. Terutama dalam kelompok usianya dan kelompok berat badannya, obesitas tidak wajar, kata mereka. Jadi, saya pikir itu bukan ide yang baik.”
Pada pemeriksaan fisik tahun 2019 ia mengungkapkan, Trump memiliki BMI 30,4, yang akan menempatkannya di kelompok ‘ obesitas ’, tetapi bukan‘ tidak sehat ’.
Dr. Hilary Jones dari Good Morning Britain’s bahkan mengatakan lebih baik menggunakan obat pemutih ketimbang hydroxychloroquine karena berpotensi sangat beracun. “Bahkan sejak awal China mengatakan obat itu tidak menunjukkan manfaat apa pun, belum ada penelitian yang menunjukkan manfaatnya,” sebutnya
Penggunaan hydroxychloroquine menurut dokter ini bisa menyebabkan gagal jantung dan penyimpangan jantung, hingga racun bagi hati. Oleh karena itu penggunannya pun sangat hati-hati dan hanya berlaku pada penyakit tertentu. [Zin]