Turki Klaim Kemanjuran Sinovac 91,25%, Brasil Hanya di Atas 50%
JERNIH – Vaksin Covid-19 CoronaVac buatan Sinovac, Cina diklaim mengalami kemanjuran 91,25% dalam uji klinis Fase III di Turki. Klaim ini berbeda jauh dengan temuan peneliti Brasil yang menyebutkan tingkat kemanjuran vaksin ini cukup rendah hanya di atas 50%.
“Kami yakin akan efek vaksin tersebut. Kami sekarang yakin bahwa vaksin tersebut efektif dan aman untuk orang-orang Turki,” kata Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca di sebuah konferensi pers pada hari Kamis (24/12/2020).
Ia menambahkan, datanya bisa meningkat, dan dengan evaluasi dari Komite Ilmiah. Turki diharapkan akan menerima pengiriman pertama vaksin CoronaVac pada hari Senin. Otoritas Cina telah menyelesaikan proses persetujuan untuk dosis vaksin yang akan dikirim ke Turki, menurut Koca.
Awal bulan ini, Koca mengatakan negaranya telah menandatangani kontrak untuk membeli 50 juta dosis vaksin Covid-19 dari Sinovac. Keputusan Turki untuk membeli vaksin Covid-19 ini mencerminkan kepercayaannya pada Cina. Cina juga siap memberikan bantuan yang diperlukan kepada Turki seperti diungkapkan Penasihat Negara Cina dan Menteri Luar Negeri Wang Yi kepada Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu pada 14 Desember melalui panggilan telepon.
Sekitar 13.000 sukarelawan di Turki berpartisipasi dalam uji klinis Fase III Sinovac, menurut Reuters. Gelombang pertama dari 20 juta dosis vaksin Sinovac dijadwalkan akan diterima pada bulan Desember dan Januari. Gelombang kedua 10 juta dosis akan tiba pada bulan Februari. Total 50 juta dosis dijadwalkan tiba di Turki pada akhir Februari, menurut konferensi pers.
“Untuk analisis kemanjuran (yaitu apakah vaksin efektif untuk mencegah Covid-19), kami harus mengidentifikasi 40 relawan yang mengembangkan Covid-19 [dari semua peserta yang telah menggunakan dosis]. Kemudian, dewan keamanan independen akan melihat datanya dan melihat apakah pasien ini memiliki vaksin atau plasebo, untuk menghitung tingkat produksi vaksin,” kata koordinator studi uji coba Profesor Murat Akova dari Departemen Penyakit Menular di Universitas Hacettepe pada November, tempat uji klinis diluncurkan pada 17 September.
Departemen lokal meminta calon vaksin menjadi paling tidak 60 persen efisien sebagai protokol yang ditetapkan. Tim peneliti uji coba dan Komite Etiknya dapat membuat analisis sementara ketika mereka menemukan 20 paten Covid-19 di antara para sukarelawan, menurut Akova.
Selain vaksin Sinovac, Turki juga berencana untuk menerima 4,5 juta dosis vaksin Pfizert/BioNTech pada akhir Maret, di antaranya 1-1,5 juta akan datang pada Januari, kata Koca, mencatat bahwa Turki akan menandatangani kontrak pembelian hingga 30 juta dosis. Kamis malam atau Jumat.
Sebelumnya peneliti di Institut Butantan Brasil mengatakan kemanjuran vaksin Sinovac cukup rendah hanya di atas 50 persen. Sebagai negara pertama yang menyelesaikan uji klinis tahap akhir CoronaVac, data dari Brasil ditunggu banyak orang lain. Indonesia juga menunggu data dari Brasil, untuk menyusun rencana vaksinasi.
Di Brasil, skeptisisme terhadap vaksin Cina meningkat. Jajak pendapat bulan lalu, misalnya, setengah warga Brasil menolak vaksinasi. Presiden Brasil Jair Bolsonaro kian mendapat angin, dengan kebijakannya tidak akan menerima vaksin. Ia juga berulang kali mempertanyakan kemanjuran vaksin Cina berdasarkan asal-usulnya. [*]