Virus Korona Strain Afsel Bikin Vaksin 50 Persen Kurang Efektif
- Pernyataan disampaikan Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock saat berbicara dengan agen perjalanan.
- Vaksinasi menjadi sia-sia jika orang membawa strain Afsel dan menolak divaksin.
- Varian lain yang mengkhawatirkan adalah strain Brasil, serta yang belum diketahui.
JERNIH — Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock mengatakan vaksin Covid-19 kemungkin 50 persen kurang efektif melawan virus korona strain Afrika Selatan (Afsel).
“Dua varian baru; strain Afsel dan Brasil mungkin yang paling mengkhawatirkan,” kata Hancock dalam pembicaraan web dengan agen perjalanan. “Tapi yang lebih mengkhawatirkan adalah varian ketiga yang tidak kami ketahui.”
Menurut Hancock, ada bukti di domain publik bagaimana varian baru lebih tahan terhadap vaksin. Namun, masih menurut Hancock, ilmuwan masih melakukan tes untuk memastikan.
Pernyataan itu disampaikan Hancock ketika menjawab pertanyaan agen perjalanan apakah orang Inggris bisa berlibur musim panas ini. Pembicaraan Hancock dan agen perjalanan direkam video dan bocor ke Mail Online.
“Jika kami memvaksinasi populasi, dan Anda membawa orang baru pembawa strain Afsel yang menghindari vaksin, kami akan kembali ke titik awal pandemi,” kata Hancock.
Pembatasan internasional yang ketat, lanjut Hancock, adalah harga yang harus dibayar. Australia melakukan itu untuk menciptakan perlindungan domestik yang kuat.
Inggris menggunakan dua vaksin; buatan BioNTech-Pfizer dan AstraZeneca-Univeristas Oxford, untuk melindungi warganya dari Covid-19. Sebuah laboratorium di Porton Down sedang melakukan uji klinis apakah kedua vaksin mampu melawan virus korona strain Afsel.
Sir Patrick Vallance, penasehat ilmiah pemerintah Inggris, membenarkan pernyataan Hancock bahwa strain Afsel dan Brasil kemungkinan memiliki resistensi terhadap vaksin.