Virus Korona: Wisatawan Cina Mati di Paris, Inggris Ketakutan
Paris — Seorang wisatawan Cina berusia 80 tahun menjadi korban pertama virus korona di Eropa. Publik Inggris tiba-tiba dicekam ketakutan virus akan menyebar di Britania Raya.
Agnes Buzyn, menteri kesehatan Prancis, mengatakan wisatawan itu berasal dari Propinsi Hubei — episenter wabah virus korona. Ia tiba di Prancis 16 Januari 2020.
Pada 25 Januari 2020, lelaki tua itu masuk rumah sakit dan didiagnosa mengidap virus korona. Ia masuk Rumah Sakit Bichat Claude Bernard, di utara Paris, dan dibiarkan menghadapi maut sendirian.
Pria tua itu meninggal, Sabtu 15 Februari 2020 pagi. Putri pria tua itu juga mengindap virus korona, dan masih dirawat.
— Cegah Penyebaran Virus Korona, Cina Karantina Uang Kertas
— Ketika Virus Korona tak Lagi Menakutkan
Dokter mengatakan pria itu tewas akibat infeksi paru-paru, dengan virus korona di dalamnya. Sedangkan putri pria tua itu kemungkinan akan dikeluarkan dari rumah sakit.
“Ini kematian pertama virus korona di luar Asia,” kata Buzyn.
Prancis kini masih menyimpan sepuluh pengidap virus korona. Seluruhnya berada di ruang isolasi rumah sakit, tanpa akses sama sekali.
Inggris Ketakutan
Paris adalah kota wisata paling populer di Eropa. Lainnya adalah London.
Setiap tahun Paris menyedot 19,1 juta wisatawan, dengan 12,7 juta di anaranya berasal dari Inggris. Paris juga kota populer bagi wisatawan Cina.
Kekhawatiran penduduk Inggris akan wabah virus korona muncul setelah seorang pakar mengatakan Covid-19, nama resmi virus korona, bisa membunuh 400 ribu orang Inggris.
Profesor Neil Ferguson, pakar itu, mengatakan 60 persen penduduk dunia berpotensi tertular virus korona. Ketika masuk ke Inggris, virus akan menyebar dan menjangkiti 40 juta orang.
— WHO: Terlalu Dini Mengatakan Wabah Covid-19 Mencapai Puncak
— Mengapa Industri Farmasi Ogah Memproduksi Vaksin Virus Korona?
Sekitar satu persen, atau 400 ribu orang, akan menemui ajalnya akibat virus itu.
“Mungkin angka ini tidak masuk akal,” kata Profesor Ferguson, dari School of Public Health Imperial College London, kepada Channel 4.
“Saya lebih suka dituduh bereaksi berlebihan, ketimbang tidak bereaksi sama sekali,” katanya.
Menurutnya, dari semua penyakit yang diketahui, virus adalah yang paling mengkhawatirkan.