Crispy

Waduh, Patung Baden Powell Terancam Dirubuhkan karena Dituduh Rasis

DORSET — Patung Robert Baden-Powell yang sedang duduk dengan tangan bertumpu pada tongkat di pelabuhan Poole direncanakan akan dipindahkan pasca gerakan Black Lives Mattter di Inggris menyasar patung-patung tokoh rasis .

Kepolisian Dorset,  Inggris merasa khawatis  bahwa patung Baden Powell yang semasa hidupnya dianggap simpati kepada Nazi  dapat memicu gangguan atau perilaku anti-sosial  sebagai dampak dari demonstrasi  sepekan terakhir di Inggris.  

The Sun mengabarkan pihak kepolisian kemudian menyarankan agar otoritas lokal distrik Bournemouth, Christchurch dan Poole Council (BCP Council) mengamankan patung tersebut.

“Sementara terkenal karena penciptaan kepanduan, namun kami juga mengakui bahwa ada beberapa aspek kehidupan Robert Baden-Powell  dianggap kurang layak untuk diperingati.” Kata Vikki Slade, Pemimpin dewan BCP

“Oleh karena itu, kami memindahkan patung itu. Kami dapat melibatkan semua komunitas dan kelompok yang relevan untuk diskusi tentang masa depannya.” Imbuhnya. Dewan BCP juga mengklaim bahwa Dewan Pramuka Dorset  mendukung keputusannya.

Tapi Andrew Williams, ketua Eksekutif Poole Scout District, mengatakan dia tidak dihubungi tentang langkah yang mengejutkan itu.

Pada Kamis pagi (11/06/2020) para pekerja yang akan memindahkan patung tiba pukul 7.30 waktu setempat . Akan tetapi para mantan anggota Pramuka dan penduduk melakukan protes untuk mempertahankan Baden-Powell  tidak terusir dari tempat duduknya.

“Jika mereka ingin merobohkan ini – mereka harus menjatuhkan saya dulu” Kata mantan pramuka Len Bannister (79) kepada ITV News.

“Ini benar-benar gila. Siapa yang sebenarnya ingin melakukannya? Saya akan melawan mereka. Saya sebenarnya sangat marah – dan saya bukan pemrotes. Saya memiliki banyak kesenangan dalam hidup karena dia ” Tambah Bannister.

“jangan menyerah pada premanisme” teriak seseorang pemerotes. Kelompok itu kemudian membentuk lingkaran untuk menlindungi Baden Powell.  Penduduk setempat juga berkumpul di situs di pinggir laut dan siap untuk mempertahankan patung itu agar tidak dipindahkan.

“Baden Powell adalah pendiri gerakan Kepanduan. Saat ini ada lebih dari 54 juta pandu di dunia dan kami beroperasi di hampir setiap negara yang mempromosikan toleransi dan solidaritas global.”

Anggota parlemen Tory, Conor Burns, mendukung demonstrasi warga yang mempertahankan patung Baden Powell. Dia menulis di Twitter : “Penghapusan patung Lord Baden Powell dari Poole adalah kesalahan penilaian yang sangat besar. Sangat prihatin dengan gagasan dari @dorsetpolice ‘.

Dia menambahkan: “Apakah kita akan mengikuti contoh dari Met dan Bristol, serta membiarkan massa memerintah jalanan?”

Patung itu dipasang pada 2008 – 100 tahun setelah Baden-Powell meluncurkan gerakan kepanduan yang kini telah memiliki anggota 54 juta orang di seluruh dunia.

Gerakan kepanduan digagas pada 1 Agustus 1907, ketika 20 bocah lelaki mendirikan tenda mereka di Pulau Brownsea, di pelabuhan Poole, dan sejak itu gerakan kepanduan meluas  ke seluruh dunia.

Baca juga : Pramuka Bagi Generasi Poromuko Milenial

Tetapi Baden Powell  kemudian menjadi simpatik kepada Hitler. Ia menulis dalam buku hariannya tahun 1939 : “Berbaring sepanjang hari. Baca Mein Kampf.”  Ia mengomentari  bahwa Mein Kampf adalah buku dengan ide bagus tentang pendidikan, kesehatan, propaganda, organisasi, dll.

Mein Kampf adalah manifesto otobiografi  yang ditulis oleh pemimpin Nazi Adolf Hitler, diterbitkan pada tahun 1925. Volume 2 dicetak tahun 1926. Buku ini pertama-tama diedit oleh Emil Maurice, kemudian oleh wakil Hitler Rudolf Hess.

Sebuah file mengungkapkan bahwa Lord Baden-Powell diundang bertemu Adolf Hitler setelah mengadakan pembicaraan persahabatan tentang membentuk hubungan yang lebih dekat gerakan Hitler Youth-nya.

Beberapa sejarawan modern mencapnya rasis karena demi memberi makan tentaranya Baden Powell membuat penduduk setempat kelaparan. Pendukung Black Lives Matter menambahkan patung Baden Powell  dalam daftar ‘menggulingkan rasis’.

Beberapa waktu lalu para pengunjuk rasa telah menyusun peta yang menyebutkan 60 patung dan nama jalan di seluruh Inggris yang ingin mereka tarik atau ubah namanya. Daftar patung “rasis” tersebut  dimuat di situs web Topple the Racists.

Kelompok anti rasis mengatakan bahwa patung-patung pemilik budak dan peringatan lainnya yang berhubungan dengan budak perlu dihapus sehingga Inggris akhirnya bisa menghadapi kebenaran tentang masa lalunya untuk membentuk masa kini .

Tobias Ellwood, anggota parlemen Tory untuk Bournemouth East mengkritik cara pengambilan keputusan pemindahan patung itu.  

Dalam tweetnya ia menulis : Beberapa tokoh sejarah mematuhi nilai-nilai. Hanya saja menghapus koneksi masa lalu dari pandangan, tidak akan memperbaiki kesalahan atau membantu belajar lebih baik.

Gerakan untuk merobohkan patung-patung bersejarah telah memicu perdebatan sengit. Wakil rektor Universitas Oxford, Profesor Louise Richardson menyatakan bahwa Almarhum  Nelson Mandela akan dengan tegas menentang upaya untuk “menyembunyikan sejarah”.

“Menghancurkan patung itu akan berarti penolakan untuk mengakui masa lalu kita. Dan menyembunyikan sejarah kita bukanlah jalan menuju pencerahan.” katanya.

Back to top button