WHO Anggap Konyol dan Bahaya Semprot Disinfektan di Jalanan
JAKARTA-Berbagai cara dilakukan sejumlah negara untuk memutus rantai penyebaran Covid-19, dimana diantaranya melakukan penyemprotan disinfektan di area publik. Penyemprotan disinfektan tak hanya terjadi di Indonesia namun juga dilakukan di India, Meksiko, hingga Turki.
Indonesia termasuk negara yang melakukan penyemprotan disinfektan. Di Surabaya Walikota Tri Rismaharini mengerahkan drone untuk menyemprot disinfektan di sejumlah kampung padat penduduk. Sementara Kapolri Jenderal Idham Azis mewajibkan seluruh jajaran kepolisian di Indonesia melakukan penyemprotan disinfektan di seluruh daerah.
Namun, World Health Organization (WHO) alias Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan tindakan tersebut tidak direkomendasikan dan justru menganggap hal tersebut konyol.
Baca juga: Ini Alasan Larangan Penggunaan Bilik Disinfektan
“Mungkin itu adalah citra masyarakat yang kita anggap serius, saya tidak tahu. Yang jelas, itu adalah hal yang tidak kami rekomendasikan. Kami tidak percaya orang-orang tertular virus dari permukaan tanah (jalanan -red),” kata Fisher, sebagaimana diunggah DW News di akun YouTube, Kamis (2/4).
Dalam wawancara yang disiarkan DW News, presenter Phil Gayle bertanya kepada Kepala Jaringan Wabah dan Tanggap Darurat Global WHO, Dale Fisher tentang penyemprotan disinfektan di ruang publik yang terjadi diberbagai belahan bumi.
Fisher justru tetap merekomendasikan mencuci tangan dan menjaga jarak sebagai tindakan yang lebih baik ketimbang menyemprot jalanan dengan disinfektan.
Baca juga: Water Canon Tak Lagi Bubarkan Pendemo, Namun Untuk “Bunuh” Covid-19
“Saya lebih melihat orang-orang mencuci tangan dan menjaga jarak, hal seperti itulah yang merupakan aksi tanggap masyarakat terhadap virus, bukan menyemprotkan klorin di mana-mana,” kata Fisher.
Fisher mengingatkan bahaya dan kerugian yang ditanggung masyarakat dalam penyemprotan jalanan dengan disinfektan. Tindakan ini dinilai justru berisiko merugikan kesehatan masyarakat, membuang waktu, dan menghamburkan sumber daya. Pernyataan Fisher tersebut dilansir Reuters.
“Itu adalah sebuah gambaran konyol di banyak negara,” kata Fisher yang juga ahli penyakit menular, Selasa (31/3).
Baca juga: Kapolri Terbitkan Maklumat Dan Larang Kegiatan Libatkan Massa
“Saya tidak percaya itu bisa berkontribusi apapun untuk merespons (COVID-19) dan bisa beracun bagi masyarakat. Virus itu tidak akan bertahan lama di lingkungan dan orang-orang pada umumnya juga tidak menyentuh permukaan (tanah/jalanan),” kata Fisher.
Sementara televisi CCTV China dalam acara science, menyiarkan pernyataan Zhang Liubo, Peneliti dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) China, yang mengingatkan agar tidak kelewat kerajingan main semprot disinfektan. Sebab cairan disinfektan sangat berbahaya bagi manusia.
“Menyemprot disinfektan dalam area yang luas dan terus-terusan bisa bikin polusi lingkungan dan harus dihindari,” kata Zhang Liubo.
(tvl)