Begini Cerita Mengapa Sepuluh Cabang Olahraga Digelar di Jawa Timur
JAKARTA-Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menjawab pertanyaan banyak pihak yang penasaran, mengapa muncul rencana Propinsi Jawa Timur jadi tuan rumah pendamping dalam pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020.
Tito membeberkan alasannya yakni Ketua Panitia Besar (PB) PON XX, Lukas Enembe menyatakan hanya 37 cabang olahraga (cabor) yang sanggup digelar di Papua karena lokasi perhelatan (venue) untuk sepuluh cabor lain tidak siap.
“Contohnya arena untuk (balap) sepeda atau velodrome, itu belum siap sama sekali, menurut saya. Sehingga tidak dapat waktu untuk selesai dikerjakan pada 2020,” kata Tito dalam rapat kerja dengan Komisi II DPR RI di Kompleks Parlemen RI, Senayan, Jakarta.
Tito menjelaskan bahwa Panitia PON XX dan pemda Papua masih harus ngebut tuntaskan fasilitas untuk akomodasi dan penginapan di sejumlah lokasi perhelatan PON nanti. Seperti contohnya di Merauke, Timika, Jayapura, dan Kabupaten Jayapura.
Menurut Tito, Gubernur Papua bahkan mengusulkan untuk mengundur PON XX pada tahun 2021, namun pemerintah pusat tetap ingin menggelar PON XX tahun 2020.
“Pemerintah Pusat sangat tegas akan melaksanakan di tahun 2020. Gubernur Papua siap di tahun 2020 tapi 37 cabor,” kata mantan Kapolri itu.
Dengan hanya siap menggelar 37 cabor olahraga pada PON XX, berarti ada sepuluh cabor yang belum siap berlaga pada PON di Papua pada 2020. Adapun sepuluh cabor itu Balap Sepeda, Ski Air, Bridge, Woodball, Gateball, Golf, Soft Tenis, Tenis Meja, Dansa, dan Petanque.
Kalangan komunitas sepuluh cabor tersebut menanyakan dicoretnya cabor mereka di PON XX Papua, sehingga Pemerintah akhirnya memutuskan tetap menggelar laga sepuluh cabor itu dan pilihannya jatuh di Jawa Timur karena dinilai banyak pilihan venue yang sudah siap sehingga tidak membebani siapapun.
Meskipun awalnya ada kekecewaan karena sepuluh cabor ditanding di luar Papua, terutama dari Wakil Gubernur Papua, Klemen Tinal, namun akhirnya muncul kesepakatan perwakilan dari cabor tersebut harus datang ke Jayapura, Papua saat pembukaan dan penutupan PON XX.
“Kapan lagi kita punya momentum bertanding secara nasional dalam event yang prestisius seperti PON, ada suara keinginan seperti itu. Nah, dari suara keinginan seperti itu, Wagub sendiri menyampaikan kalau memang dari daerah lain sanggup, enggak ada masalah,”.
Kini yang persoalan baruy ang timbul adalah, KONI-KONI di daerah tidak setuju penyelenggaraan PON di Jawa Timur karena katanya tidak dianggarkan oleh masing-masing Pemerintah Daerahnya.
Jawa Timur sendiri, sudah menyatakan siap menyediakan Rp50 miliar untuk pelaksanaan PON XX Papua. “Kebutuhannya lebih dari itu diminta dari Pusat, nah ini sedang dibicarakan antara Menpora, Ketua KONI dengan Gubernur Papua,” kata Tito.
Tito berharap dalam waktu dekat sudah ada kepastian apakah sepuluh cabor itu jadi digelar di Jawa Timur.
(tvl)