Gass Poolll!!! Quartararo
De Jerez, Spanyol – Malang benar nasib Marc Marquez. Ia menjadi korban keganasan sirkuit de Jerez. Marquez tidak hanya harus minggir dari balapan, ia juga dibawa ke rumah sakit di Barcelona untuk melakukan sejumlah tindakan medis.
Marquez tergelincir dan masuk ke grave. Motor Hondanya meliuk dan melemparkan dirinya. Tak hanya Marquez jadi korban, Valentino Rossi pun sama, harus minggir.
Marquez, juara dunia delapan kali itu telah didagnosa tim medis dan mengalami patah humerus kanan.
“Marc Marquez sepertinya mengalami cedera, dari dampak langsung ban ke lengan kanan, mengakibatkan patah tulang pada batang humerus, patah tulang lengkap meskipun tidak sepenuhnya bergeser,” ujar Dr Mir, spesialis traumatis Moto GP.
Ini membuat Fabio Quartararo bebas dari tekanan para “dewa”. Ia tancap gas mesin Yamahanya dan melesak masuk garis finish di urutan pertama. Ini membuat bendera Perancis pun berkibar diiringi lagu La Marseillaise untuk pertama kalinya di balapan MotoGP.
Quartararo si anak Nice, kota pantai di timur laut Prancis, sejatinya pernah memenangi balapan GP Spanyol. Namun itu dua tahun silam, dan masih di kelas Moto2.
Pria kelahiran 20 April ini memiliki koneksi balap motor. Dukungan sang ayah sangat kuat, apalagi untuk mencari rekanan yang bisa membawa karirnya ke jenjang lebih jauh.
Ayahnya, Etienne Quartararo cukup dikenal di Nice, khususnya di lingkungan para pebalap. Salah seorang penggiat balap Herve Poncharal pernah bilang jika sang ayah tumbuh dan doyan berpacu di Riviera Prancis.
“Sirkuit Paul Ricard banyak membantu, tetapi selalu ada komunitas balap motor yang kuat di sini dan Etienne adalah bagian dari ini,” kenang Poncharal. Sirkuit Paul Richard sendiri dikenal sebagai kandang para pebalap motor negeri anggur ini.
Dan, Poncharal pula yang membawa anak Etienne sampai ke jenjang MotoGP. Sebelumnya harus bekerja keras menjenjangi langkah menuju puncak dari balap motor dunia itu.
Pernah suatu kali Poncharal mendesak bos sirkuit Sepang Malaysia, Razlan Razali untuk membawa Fabio ke jenjang MotoGP. Itu di tahun 2018. Meski belum 20 tahun, tapi Fabio Quartararo memang menjanjikan. Razali punya akses ke tim Yamaha Petronas.
“Saya mengatakan kepadanya,‘ lihat pria ini. Anda harus melakukannya ‘. Saya memberi tahu Razlan, ‘Anda tidak akan menyesalinya’,” ingat Poncharal yang kala itu menunjukkan foto Fabio.
Quartararo memang pernah diblokir gara-gara usianya yang terlalu cepat untuk menjuarai Moto3 Repsol CEV kelas junior. Kala itu baru 13 tahun. Namun setelah itu, Quartararo bukannya turun kelas, malah semakin menjadi.
Tahun 2015, ia mendapat pembebasan bersyarat untuk mengikuti balapan kendati persyaratan minimal usia adalah 16 tahun.
Singkat cerita, memasuki tahun 2019, Quartararo akhirnya terpilih memperkuat Tim Yamaha Petronas. Musim ini diselesaikan dengan hasil bagus. Qartararo mampu bersaing di lima besar, bersama Marquez, Dovizioso, Vinales, dan Rins. Mereka adalah pembalap Spanyol dan Italia.
Masuk lima besar pada 2019 artinya sama saja dengan menggeser The Doctor Rossi. Maklum di tahun sebelumnya (2018), selain empat nama tadi ada nama Valentino Rossi di lima besar.
MotoGP Spanyol, 19 Juli lalu membawa Quartararo ke era baru. Tak hanya membawa pulang 25 poin, tetapi juga mengalahkan Vinales dan Dovizioso. Selain itu, ia adalah pembalap usia muda yang meraih juara pertama dari 22 pembalap MotoGp lainnya. Ada dua pembalap termuda, selain Quartararo, ada Iker Lecuona. Namun Lecuona kemarin gagal masuk finish.
Quartararo tampaknya bakal jadi pembalap generasi baru. Memang, ia harus bertarung dengan Marquez yang kini 27 tahun. Tetapi bukankah Marquez juga harus berseteru dengan Valentino Rossi yang saat ini berumur 41 tahun agar bisa jadi juara dunia.
Maka, MotoGP tahun ini bak diisi oleh tiga generasi. Generasi Rossi, generasi Marquez dan generasi baru Quartararo. Ketiganya sama-sama menduduki podium juara 1 MotoGP pada usia awal 20 tahun.
Jadi, gasss..poll….saja Quartararo….Sebab, balapan Andalusia MotoGP yang juga bakal digelar 26 Juli ini, belum tentu Marquez boleh nge-gas dulu. Dan, kebetulan lagi, GP Andalusia digelar lagi di sirkuit de Jerez.
Sudah barang tentu Prancis berharap benar ada warganya di balap motor yang didominsi Spanyol dan Italia. (*)