Alih-alih pria ganteng, dingin, dengan dagu kokoh yang ditumbuhi bulu-bulu tipis sisa cukuran, yang membuat dagu itu seolah berona kebiruan, personel BTS jauh dari gambaran itu. Yang ada justru para pemuda yang seolah—maaf—hermaprodit, dengan wajah mulus licin ala perawatan, bergigi rapi hasil karya tangan dokter gigi mahal, rambut berwarna warni laiknya Barbie, dengan anting di satu kuping, dan satu dua personel yang tak mengharamkan olesan lipstick di bibir.
Oleh : Darmawan Sepriyossa
JERNIH—The Guardian pada Kamis (15/10) lalu menulis tentang penjualan saham perdana (IPO) Big Hit Entertainment, yang sejak awal pembukaan segera diperebutkan investor.
Awalnya, harga saham dipatok 118 dolar AS per lembar, dengan valuasi lebih dari empat miliar dolar AS. Tak nyana—atau mungkin hanya saya yang merasa tak nyana—ketika pasar dibuka Rabu (14/10) lalu, harganya langsung meroket dua kali lipat, sehingga valuasinya menjadi 10 triliun Won, sekitar 8,5 miliar dolar AS, atau lebih dari Rp 118 triliun. Untuk bisa mengukur sebesar apa Rp 118 ‘Te’ itu, lirik saja data 2019, saat APBD DKI Jakarta tahun itu besarnya sekitar Rp 87 Triliun.
Siapakah Big Hit yang mencatatkan prestasi nilai fenomenal itu? Dialah perusahaan manajemen artis di balik sukses boy band Korea Selatan yang tengah digilai para remaja hingga orang dewasa tanggung di seluruh dunia, BTS. Big Hit-lah yang menyusun tak hanya strategi bisnis untuk BTS alias Bangtan Boys atanapi Beyond the Scene atawa Bangtan Sonyeondan itu, tapi bahkan mengurusi hingga pernak-pernik urusan yang melibatkan ‘kelompok musik’ tersebut dan personelnya.
Misalnya, Big Hit-lah yang pada November 2018 lalu dengan sigap memintakan maaf untuk BTS kepada para korban kekejaman Nazi dan tujuh keturunannya, manakala muncul sebuah foto yang memperlihatkan anggota band itu mengenakan topi dengan lencana mirip lambang Nazi. Tak lama sebelumnya, Big Hit juga yang dengan cergas melontarkan permintaan maaf saat anggota band lainnya mengenakan T-shirt dengan foto bom atom, yang bisa dengan gampang menggiring asosiasi orang pada pemboman Hiroshima dan Nagasaki di Jepang pada Perang Dunia II. Sementara, Jepang bisa dibilang adalah rumah kedua BTS dengan banyaknya fans mereka di sana.
Dukungan Big Hit bagi BTS begitu besar, dengan piawai memanfaatkan media sosial, teknologi hiburan, dan memadukannya dengan kecepatan distribusi produk yang digilai basis fans BTS di delapan penjuru mata angin. Konon jumlah rata-rata bulanan para fans fanatik yang aktif mengikuti, mendengar dan memirsa musik BTS itu mencapai 32 juta orang di seluruh dunia. Dengan basis penggemar sebanyak itu, wajar bila konser dua hari mereka, “Map of The Soul ON:E”, yang digelar secara online pada 10 dan 11 Oktober lalu, menghasilkan penghasilan yang fantastis: lebih dari Rp 693 miliar! Konser itu ditonton para penggila BTS di 191 negara! Beberapa bulan sebelumnya, di tengah pandemi, mereka menggelar konser serupa, yang saat itu ditonton sekitar satu juta fans fanatik, yang rela merogoh kocek untuk harga karcis mulai dari—saya tak mendalami pasti bagaimana membedakan kelas tontonan secara daring—44 dolar AS.
Memang ada cerita di balik sukses Big Hit dalam IPO tersebut. Kabarnya, berebutnya para investor membeli saham Big Hit itu muncul seiring spekulasi bahwa pemerintah Korea Selatan akan mengizinkan K-pop dan para selebritas lainnya menunda dinas militer mereka, dengan alasan kontribusi besar mereka terhadap ekonomi negara dan reputasi internasional yang mereka bangun.
Sejak berpekan lalu memang muncul laporan bahwa militer Korea Selatan sedang mempertimbangkan untuk mengizinkan bintang K-pop dan selebriti lainnya menangguhkan wajib militer mereka. Selama ini Korsel mengharuskan semua pria berbadan sehat berusia antara 18 dan 28 tahun untuk bertugas di dinas-dinas militer selama hampir dua tahun, untuk mempertahankan negara dari ancaman keamanan dari Korea Utara. Berdasarkan undang-undang wajib militer, Jin—nama aslinya Kim Seok-jin, penyanyi BTS berusia 27 tahun, harus menjalani wajib militer pada 2021 mendatang. Enam anggota lainnya–lahir antara 1993 dan 1997, harus menyusul di tahun-tahun mendatang.
Popularitas K-Pop dan para personelnya yang mendunia, ditambah miliaran dolar yang mereka sumbangkan untuk ekonomi Korea Selatan telah memantik diskusi publik tentang “apakah adil untuk memaksa para bintang itu menyelesaikan dinas militer, tepat di saat mereka tengah berada di puncak sinar mereka?”.
Diskusi itu tampaknya tak akan gampang meredup, meski Menteri Pertahanan Suh Wook mengatakan kepada media bahwa pengecualian seperti itu tak pernah dipertimbangkan. “Tetapi mungkin saja anggota BTS dan para artis budaya pop lainnya bisa diizinkan untuk menunda kewajiban tersebut,” kata dia. Undang-undang memang selama ini pun memberikan penangguhan wajib militer kepada atlet internasional dan musisi klasik yang sukses atas kontribusinya terhadap citra Korea Selatan di luar negeri. Namun, menurut kantor berita Yonhap, tindakan tersebut belum pernah sekali pun diterapkan pada penyanyi pop dan selebritas.
Gemilangnya BTS
Jelas, IPO yang digelar Rabu lalu itu meroketkan—entah mengapa saya suka sekali diksi ini—harta kekayaan semua yang terlibat dalam band anak-anak muda tersebut. Sebab, Agustus lalu, sebelum IPO digelar, masing-masing personel telah diberi lebih dari 68.000 saham. Bila untuk memudahkan penghitungan, dianggap harga saham kini telah menjadi 200 dolar AS per lembar, kekayaan para personel BTS dari saham itu saja bertambah masing-masing sebesar 68.000 kali 200 kali Rp 14.000 atau lebih dari Rp 190 miliar!
Sebagai seorang wakil generasi yang sekian tahun ke depan sudah momong cucu, sebenarnya saya tak habis pikir bagaimana anak-anak muda zaman now bisa mengidolakan BTS dan personelnya. Mungkin saja dari sisi lagu—yang juga hanya saya dengar sekali tanpa hendak saya ulangi.
Tapi yang jelas, gadis-gadis di tahun 70-80-an (para nenek dan ibu-ibu estewe saat ini—he he) dipastikan tak akan menyukai mereka, andai saja grup tersebut muncul di tahun-tahun itu. Alih-alih pria ganteng, dingin, dengan dagu kokoh yang ditumbuhi bulu-bulu tipis sisa cukuran, yang membuat dagu itu seolah berona kebiruan, personel BTS jauh dari gambaran itu. Yang ada justru para pemuda yang seolah—maaf—hermaprodit, dengan wajah mulus licin, bergigi rapi hasil karya tangan dokter gigi mahal, rambut berwarna warni seperti Barbie, dengan anting di satu kuping dan bahkan tak haram dengan olesan lipstick di bibir.
Lalu jutaan orang pun terpesona dengan kelenturan tubuh, gaya imut-imut mereka, koreografi, sinematografi pertunjukan movie video yang mereka oleh dengan cantik, dan tentu saja, sekian banyak dan jenis gosip-gosip sekitar band tersebut.
Grup ini konon mulai terbentuk pada 2010, dan pada 2013, mulai dari lagu “No More Dream” dari album awal mereka “2 Cool 4 Skool”, pelan tapi pasti mereka meniti anak tangga menuju singgasana. Mulai 2015, dengan album “The Most Beautiful Moment in Life, Part 2” (2015) dan “The Most Beautiful Moment in Life: Young Forever” (2016), BTS mulai memasuki Billboard 200 AS. Album penuh kedua mereka, “Wings” (2016), berada di nomor #26 di Billboard 200, yang membuat album dengan posisi tertinggi untuk album K-pop.
Selanjutnya, menulis BTS hampir kongruen alias sama dan sebangun dengan menuliskan hal-hal besar, spektakuler dan fantastis. Misalnya, dengan pengikut—alih-alih saya menulis follower–yang besar di media sosial, pada Maret 2016 Forbes menahbiskan BTS sebagai yang cuitannya paling banyak dicuit-ulang di Twitter. Pada bulan Oktober tahun itu juga, Billboard menempatkan BTS di posisi #1 di tangga lagu “Social 50”, membuat mereka menjadi grup Korea pertama yang memuncaki daftar ini. Pada tahun 2016 itu pun mereka berada dalam YouTube’s Music Global Top 100: urutan 17 di posisi untuk video, 6 di posisi artis dan 14 di posisi lagu.
Pada bulan Mei 2017, mereka memenangkan penghargaan Top Social Artist di Billboard Music Awards, menjadi grup Korea pertama yang memenangkan BBMA.
Pada Juni 2017, majalah Time menjadikan mereka sebagai salah satu dari 25 orang paling berpengaruh di internet.[31] Pada tanggal 20 November 2017, Guinness World Records mengungkapkan bahwa BTS mendapatkan sebuah rekor di edisi 2018 mereka sebagai “grup music dengan keterlibatan Twitter paling banyak di dunia”.
Pada tahun 2018, BTS berada di nomor satu di daftar Forbes Korea Power Celebrity, yang menempatkan selebritas paling kuat dan berpengaruh di Korea Selatan. Mereka juga menjadi artis termuda yang dianugerahi “Order of Cultural Merit” dari pemerintah Korea Selatan.
Pada bulan September 2018, BTS memberikan sebuah pidato di United Nations sebagai duta dari UNICEF.[36] Pada bulan Oktober 2018, BTS menjadi fitur di sampul majalah “Time”, yang Time menyebut mereka sebagai ‘Pemimpin Generasi Berikutnya’.
Tak hanya itu, BTS kemudian menjadi grup Korea satu-satunya yang berhasil masuk ke dalam daftar 10 Boyband terbaik sepanjang masa versi The New York Post.BTS menempati peringkat ke-9, bersanding dengan nama-nama besar lainnya seperti The Osmonds, Menudo, One Direction, New Kids on the Block, New Edition, NSYNC, Boys II Men, Backstreet Boys dan The Jackson 5.
Dalam sisi kemampuan merogoh kocek penggemar, BTS dinobatkan di peringkat dua musisi dengan penjualan terbaik secara global oleh IFPI. Posisi itu di bawah Drake, namun mengalahkan nama-nama besar lainnya sepanjang masa, seperti Ed Sheeran, Post Malone, Eminem, Queen, Imagine Dragons, Ariana Grande, Lady Gaga, dan Bruno Mars. Oh ya, di tahun 2019 itu BTS menjadi satu-satunya artis K-pop yang masuk ke dalam daftar yang dirilis Forbes, “100 Artis dengan Pendapatan Terbesar di Dunia”. Mereka menduduki peringkat 43 dalam daftar tersebut, dengan pendapatan sebesar 57 juta dollar AS atau setara dengan Rp 802 miliar. Di akhir tahun itu, Billboard Box Score menegaskan bahwa kelompok ini menghasilkan pendapatan 196 juta dolar AS atau setara dengan Rp 2,7 triliun!
Oh ya, untuk generasi 1970-80-an, mohon maaf, grup ini mengalahkan pencapaian grup-grup rock kebanggaan generasi tersebut, seperti Rolling Stones, Metallica dan KISS, serta sesama boyband seperti Backstreet Boys.
Jujur saja, saya capek mengedit dan menuliskan prestasi BTS dari sekian banyak capaian yang bejibun tersebut. Mungkin benar sebagaimana kata Time yangmenyebut mereka sebagai “Pemimpin Generasi Berikutnya”. BTS, jelas bukan buat saya, dan sebagian besar generasi saya. [ ]