Twitter Kini Bisa Atur Siapa Boleh Membalas Cuitan
Jakarta – Twitter meluncurkan pengaturan percakapan untuk semua pengguna. Dengan menggunakan pengaturan ini, pengguna dapat menghindari balasan yang tidak diinginkan yang mungkin saja mengganggu esensi sebuah percakapan.
Pengaturan percakapan ini sudah dapat dinikmati oleh pengguna yang menggunakan Twitter melalui perangkat dengan sistem operasi iOS dan Android, serta twitter.com. Demikian keterangan resmi Twitter, kemarin.
Dengan menggunakan pengaturan percakapan ini; sebelum memulai Tweet baru, pengguna bisa memilih siapa yang dapat membalas Tweet mereka dengan tiga opsi:
1. Semua orang (standar Twitter, dan pengaturan default),
2. Hanya orang yang diikuti oleh pengguna, atau
3. Hanya orang yang disebutkan pengguna dalam Tweet.
Tweet dengan dua pengaturan terakhir akan diberi label, dan ikon untuk membalas Tweet akan berwarna abu-abu bagi orang yang tidak dapat membalas. Orang yang tidak dapat membalas masih dapat melihat, Retweet, Retweet dengan Komentar, berbagi, dan menyukai Tweet tersebut.
Sejak Twitter melakukan uji coba pengaturan percakapan ini pada bulan Mei, banyak orang menggunakannya untuk melakukan wawancara dan diskusi, membagikan pendapat mereka, serta berbagi tentang banyak hal. “Kami mendapat banyak insight dari penggunaan, wawancara umpan balik, dan survei terkait uji coba ini. Pengaturan ini membantu sebagian orang merasa lebih aman dan dapat menjadikan percakapan lebih bermakna; sambil tetap memungkinkan mereka melihat beragam sudut pandang dari orang lain,” tambah Twitter..
Berikut ini adalah rangkuman umpan balik dari uji coba tersebut.
1. Pengaturan ini membuat pengguna merasa lebih aman.
Pengguna merasa lebih nyaman menge-Tweet serta lebih terlindungi dari spam dan kekerasan. Pengguna yang memiliki keinginan membalas sebuah Tweet untuk mengganggu esensi dari percakapan, pada akhirnya tidak berniat mencari cara lain untuk membalas Tweet tersebut – pengaturan ini mencegah rata-rata tiga orang yang berpotensi membalas Tweet dengan konten kasar, dan juga hanya menambah satu Retweet dengan Komentar yang berpotensi memiliki konten kasar. Twitter juga tidak melihat adanya peningkatan pada jumlah pengiriman Direct Message yang tidak diinginkan oleh penerima pesan.
Orang yang mengalami tindak kekerasan di Twitter merasa pengaturan ini membantu mereka – pengguna yang melaporkan adanya tindak kekerasan terhadap mereka akan 3x lipat cenderung menggunakan pengaturan ini. Pengaturan ini menjadi metode baru untuk meredam balasan yang mengganggu – 60% pengguna yang menggunakan pengaturan ini saat masa uji coba tidak menggunakan fitur Bisukan atau Blok.
2. Perubahan ini dapat mengarah pada percakapan yang lebih bermakna di Twitter.
Pengguna cenderung berbagi lebih banyak tentang pemikiran mereka – Tweet yang menggunakan pengaturan percakapan saat sedang mendiskusikan tentang topik tertentu; seperti Black Lives Matter dan COVID-19; rata-rata lebih panjang daripada Tweet yang tidak menggunakan pengaturan percakapan ini.
Sebagian orang menggunakan pengaturan ini untuk melakukan percakapan tentang topik-topik sensitif seperti politik dan masalah sosial. Mereka yang memiliki banyak pengikut menggunakan pengaturan ini untuk berbagi lebih banyak tentang perasaan mereka, opini, dan berita pribadi.
3. Pengguna masih bisa melihat berbagai sudut pandang tentang sebuah percakapan/topik.
Penelitian menunjukkan, bahwa pengguna memahami adanya pembatasan terhadap siapa yang dapat membalas Tweet dengan pengaturan percakapan ini. Orang lebih sering mencari komentar tambahan saat balasan dibatasi – kunjungan pada linimasa Retweet dengan Komentar meningkat 4x lipat pada Tweet yang menggunakan pengaturan ini.
Pendapat yang berbeda masih dapat dibagikan melalui Retweet dengan Komentar, yang terkadang justru menjangkau lebih banyak audiens daripada Tweet originalnya. Beberapa kali, kami melihat Retweet dengan Komentar mendapatkan lebih banyak Likes dan dilihat lebih banyak orang daripada Tweet originalnya; meskipun pemilik akun yang menuliskan Tweet original tersebut mempunyai lebih banyak pengikut.
“Twitter akan terus memperbarui pengaturan Tweet berdasarkan masukan pengguna. Dalam beberapa bulan ke depan, Twitter juga berencana menambahkan opsi agar pengguna dapat mengundang lebih banyak orang untuk dapat bergabung setelah percakapan dimulai, pemberitahuan yang jelas saat pengguna diundang untuk bergabung dalam percakapan menggunakan pengaturan ini, serta lebih banyak lagi cara untuk melihat dan menjadi bagian dari sebuah percakapan,” ungkap Twitter. [*]