Ini Catatan Penghinaan Saifuddin Ibrahim Terhadap Islam
Ketika Saifuddin memilih murtad pada 2006, Saddam bilang tak cuma pindah agama yang dilakukan bapaknya, tapi juga menjadi pendeta dan mulai melakukan tindakan tak terpuji dengan menghina Islam.
JERNIH-Kontroversi Saifuddin Ibrahim, sebenarnya bukan barang baru di negeri ini. Dia, dikenal sering betul memancing kemarahan umat Muslim di tanah air dengan berbagai macam pernyataan provokatifnya.
Pada 2017, dia pernah jadi terpidana kasus ujaran kebencian setelah menghina Nabi Muhammad SAW melalui video yang tayang di channel Yotube-nya.
Bukan itu saja, dia memang sudah sering menghina Islam, Qur’an dan Nabi Muhammad bahkan Allah SWT. Memang, siapa sih sebenarnya Saifuddin ini?
Ketika Muhammad Kece menistakan Islam pun, Saifuddin yang kini memakai nama Abraham Ben Moses aktif membelanya habis-habisan. Dia yang lahir di Bima, Nusa Tenggara Barat, pada 26 Oktober 1965, dikabarkan pernah mengenyam pendidikan di Fakultas Ushuluddin, Universitas Muhammadiyah, Surkarta.
Berbagai informasi menyebutkan, sebelum murtad dari Islam pada tahun 2016, Saifuddin pernah menjadi tenaga pengajar di Pondok Pesantren al-Zaitun, Indramayu.
Pada 5 Desember 2017, dia menjadi pesakitan di Pengadilan Negeri Tanggerang sebab menghina Nabi Muhammad SAW. Majelis Hakim waktu itu, mengganjarnya dengan hukuman pidana empat tahun penjara.
Tapi bukannya kapok, Saifuddin tambah menjadi dan mendiskreditkan pendidikan Pondok Pesantren dengan pernyataan bahwa semua teroris datangnya dari Pesantren.
“Tidak ada teroris datang dari sekolah Kristen. Tidak mungkin,” kata Saifudin memprovokasi.
Kini, di mana Saifuddin berada? Dalam unggahan terakhirnya, dia bilang sedang tidak di Indonesia dan tengah di Amerika Serikat.
Saddam Husein yang merupakan anak dari Saifuddin pun, mengakui kelakuan bapaknya itu. Bahkan berkali-kali, dia meminta ayahnya bertobat.
Dalam video yang diunggah akun Youtube Penegak Islam, Saddam menjelaskan siapa ayahnya itu. Dia mengakui kalau dulu bapaknya seorang Ustadz, namun kemudian murtad.
“Jangan terheran-heran Bu, karena kita sebelumnya juga pernah diperlihatkan orang-orang terdahulu. Bahkan di kalangan para sahabat. Ada juga seorang sahabat (Rasulullah) yang menjadi munafik, kafirin,” kata Saddam.
Ketika Saifuddin memilih murtad pada 2006, Saddam bilang tak cuma pindah agama yang dilakukan bapaknya, tapi juga menjadi pendeta dan mulai melakukan tindakan tak terpuji dengan menghina Islam.
Beberapa buku pun menurut Saddam sudah ditulis bapaknya itu dengan judul antara lain, ‘Mengapa Saya Memilih Kristus’, Berdialog Dengan Saddam Husein’, serta ‘Wahai Anakku Bertobatlah’.
“Ini bukunya,” kata Sadadam sambil menunjuk buku tersebut.
Dalam buku terakhirn yang disebutkan, pada halaman 30, Saifuddin melontarkan penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW dengan menyebutnya sebagai seorang pedofil, tukang kawin, tukang perang, bengis dan lain sebagainya. Dan buku itulah yang mengantarnya ke balik jeruji besi pada Desember 2017 lalu.
“Betapa buku ini melakukan pelecehan yang luar biasa terhadap Islam,” kata dia membeberkan.[]