Moron

Niat Hati Kritik Rencana Pindah Ibu Kota, Edy Mulyadi Malah Kesandung Lidah

Ada dua kalimat yang akhirnya dinilai memicu polemik baru terkait ke-Bhineka-an dan juga penghinaan. Pertama, ‘tempat jin buang anak’ kedua, Jenderal bintang tiga, ‘macan yang kaya jadi mengeong’.

JERNIH-Kemunculan terkini Edy Mulyadi dengan pernyataan kontroversialnya, terlanjur dianggap menjadi penyulut masalah ke-Bhineka-an di dalam hubungan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Bisa saja, ucapan itu dia lontarkan dalam rangka mengkiritik kebijakan pemerintah yang berencana memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Namun apa daya, sebab disampaikan dengan cara seperti itu, maka malah menyulut emosi dari berbagai pihak.

Edy Mulyadi, merupakan seorang wartawan yang pernah bergabung ke dalam sejumlah media massa ternama. Kini, dia tercatat mengelola channel youtube Forum News Network, dan dikabarkan pernah maju dalam pemilihan calon anggota legislatif pada pemilu 2019 lalu dengan daerah pemilihan Jakarta Barat, Utara dan Kepulauan Seribu.

Dalam video yang kemudian viral tersebut, dia mengkritisi rencana pembangunan ibu kota negara baru di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Dalam pernyataannya, dia bilang bahwa Jakarta yang saat ini masih berstatus sebagai ibu kota akan dijual. Selanjutnya, semua bangunan yang dipakai sebagai pusat komando pemerintahan berstatus sewa.

“Bisa memahami ga, ini ada sebuah tempat elit, punya sendiri yang harganya mahal lalu dijual, pindah ke tempat jin buang anak, lalu nyewa,” kata dia dalam pernyataannya di video serupa konfrensi pers tersebut.

Sementara itu, terkait pembangunan IKN, dia bilang akan dibangun oleh kontraktor dari Cina dan diisi warga negara Cina pula yang berekspansi ke kawasan tersebut.

“Pengembang-pengembang Cina yang akan melakukan pembangunan di sana bos. Mereka ga masalah rugi kosong karena pasti akan ada penduduk yang dikirim ke sana. Siapa? Warga RRC yang tinggal di sana. Masa Menteri Pertahanan kaya gini aja ga ngerti sih. Jenderal bintang tiga. Macan yang kayak jadi mengeong, masa ga ngerti begini aja. Ini sih bicara soal kedaulatan negara bos. Gila. Gebleknya kelewatan gitu lho,” kata Edy dengan nada tinggi dalam video tersebut.

Ada dua kalimat yang akhirnya dinilai memicu polemik baru terkait ke-Bhineka-an dan juga penghinaan. Pertama, ‘tempat jin buang anak’ kedua, Jenderal bintang tiga, ‘macan yang kaya jadi mengeong’.

Sejumlah elemen masyarakat, LSM dan Tokoh Adat Dayak pun mengecam pernyataan tersebut. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Mulawarman, Ikzan Nopardi seperti dalam tayangan Kompas TV mengatakan, kalau ucapan Edy menjadi problematika tentang ke-Bhineka-an yang ada di Indonesia. Dia pun menuntut agar mantan Caleg PKS itu, segera meminta maaf secara terbuka kepada masyarakat Kalimantan Timur.

Ikzan juga meminta pihak berwenang melakukan langkah tegas dalam merespons dugaan pencemaran nama yang berujung kepada intoleransi tersebut.

Kecaman ke Edy juga datang dari Persekutuan Suku Asli Kalimantan (Pusaka) yang memintanya segera mencabut pernyataannya dalam waktu 1×24 jam.

“Saudara bahwa warga Kalimantan Timur adalah tempat untuk membuang jin, kemudian warga Kalimantan Timur tidak siap dengan Ibu Kota Negara. Pernyataan ini mengandung SARA, fitnah, dan ujaran kebencian,” kata Surfani Sulaiman, Ketua Umum Pusaka.

Surfani bilang, jika Edy tak segera mencabut pernyataanya, maka pihaknya akan melaporkan ke Mabes Polri juga Polda Kaltim.[]

Back to top button