Moron

Pria Ini Ngaku Mr P Miliknya Menyusut Pasca Kena Covid

Hingga kini, belum dapat diterangkan secara jelas hubungan Covid-19 dengan sistem reproduksi.

JERNIH-Seorang pria warga Amerika Serikat (AS) membuat pengakuan yang menarik perhatian media dan khalayak luas. Pasalnya ia mengaku penisnya menyusut dan itu diyakini sebagai efek sampingan dari Covid-19.

Pernyataannya itu dibacakan disampaikan pembawa acara Jessica Stoya dan Rich Juzwiak episode podcast saran Slate “How to Do It” yang disiarkan pada Minggu, 9 Januari lalu.

Acara itu membahas sebuah surat dari seorang pendengar yang menyampaikan pengalamannya tentang Covid yang bukan hanya hanya menyerang saluran pernapasan saja, tetapi juga disebut memicu masalah pada penis.

Dalam suratnya itu pria berusia 30 tahun itu menceritakan bahwa ia tertular Covid pada Juli 2021 dan dirawat di rumah sakit. Namun setelah pulang ke rumah ia mengalami beberapa masalah disfungsi ereksi.

Ia juga menyebut jika sebelum terkena Covid-19 penisnya memiliki ukuran di atas rata-rata. Namun setelah terinfeksi Covid, ia merasa ukuran penisnya menyusut sekitar satu setengah inci atau 3,81 cm.

Dokter yang memeriksanya menjelaskan ada kemungkinan penyusutan penis tersebut disebabkan kerusakan pembuluh darah. Dan penyusutan kemungkinan akan permanen.

Ahli urologi di Albany Medical College, Dr Charles Welliver, menyarankan dilakukan perawatan dan rehabilitasi untuk mengatasi penyusutan ketebalan dan panjang penis pasca terkena Covid-19.

“Langkah awal (untuk mengatasi penyusutan ukuran penis) adalah mencoba dan menggunakan Viagra harian dosis rendah atau sejenisnya,” katanya kepada dalam podcast Slate, dikutip dari Euro News, Minggu (13/2/2022).

Sebuah penelitian yang dilakukan Fakultas Kedokteran Universitas Miami Miller di Florida, AS, menganalisis jaringan penis dari empat pria yang sebelumnya tertular virus Corona. Hasilnya diketahui dua di antaranya menjalani operasi untuk prostesis penis dan mengobati disfungsi ereksi.

Para peneliti juga menemukan jejak virus masih bisa ditemukan di alat kelamin dalam waktu beberapa bulan setelah infeksi Covid-19.

Temuan tersebut telah dipublikasikan di World Journal of Men’s Health pada Juli 2021 dan membuat para peneliti yakin bahwa virus dapat membatasi suplai darah ke alat kelamin. Sehingga pada waktu tertentu, kondisi tersebut dapat memicu kesulitan untuk mencapai ereksi. (tvl)

Back to top button