Oikos

Benarkah Perokok yang Terinfeksi Covid Lebih Kecil Peluang Hidupnya?

Hasil penelitian menyebut 43 persen perokok yang terinfeksi Covid, sakitnya lebih parah daripada yang tidak merokok.

JERNIH-Sebuah penelitian yang dilakukan Dr Nicola Gaibazzi di Parma, Italia menyebut bahwa dari 441 pasien Covid-19 yang dirawat di Rumah Sakit ternyata hanya lima persen yang perokok. Sisanya yakni 95 persen justru bukan perokok atau mantan perokok.

Penelitian tersebut dilansir Daily Mail Inggris, pada Rabu (13/5/2020) yang berupaya menjawab pertanyaan masyarakat benarkah perokok lebih kebal kena Covid-19 karena jumlah pasien Covid-19 yang perokok relatif sedikit.

“Studi ini berguna karena ada dugaan perokok mungkin membawa semacam mekanisme perlindungan dari infeksi SARS-CoV-2 yang bergejala,” kata Gaibazzi.

Hasil penelitiannya telah diterbitkan di jurnal MedRxiv yang artinya masih dalam proses uji kebenaran.

Penelitian juga mengungkap hal yang mengejutkan. Ternyata risiko kematian seorang perokok lebih tinggi dibanding yang bukan perokok. Sebanyak 47 Persen pasien Covid-19 yang merokok meninggal. sementara kematian pasien Covid-19 yang tidak merokok adalah 35 persen dan kematian mantan perokok 31 persen.

Artinya secara umum, para perokok mempunyai berisiko meninggal lebih tinggi karena Covid-19, sebab bulu tipis pada saluran pernapasan dan paru-paru untuk menyaring patogen, biasanya rusak karena zat beracun dari rokok.

Kesimpulan dari riset tersebut adalah meskipun jumlah pasien Covid yang merokok hanya sedikit jumlahnya, namun ketika seorang perokok terkena Covid-19 maka peluang hidupnya sangat kecil karena hampir separuh pasien Covid-19 yang perokok berakhir dengan meninggal dunia.

University College London (UCL) yang juga melakukan study tentang hal yang sama menunjukkan hasil senada.

Peneliti UCL, David Simmons dan tim membandingkan 28 studi dengan 23.000 perokok yang kena Covid-19 di China, Amerika, Korea Selatan, Prancis dan Inggris.

Ternyata populasi perokok di negara-negara tersebut hanya cuma 10-25 persen yang terinfeksi Covid-19, kecuali Korea Selatan yang hampir seluruh perokoknya kena Covid-19.

Dampak Covid-19 terhadap perokok di negara-negara tersebut, sama dengan hasil penelitian yang dilakukan Gaibazzi, yakni 43 persen perokok yang terinfeksi Covid, sakitnya lebih parah daripada yang tidak merokok.

Profesor Linda Bauld dari University of Edinburgh menduga Virus Corona masuk ke sel tubuh manusia lewat struktur reseptor ACE-2 terhalangi nikotin tapi dengan cara yang buruk juga.

“Mungkin perokok lebih tidak kena kondisi itu karena nikotin. Tapi yang penting dalam riset UCL, ketika perokok ini kena COVID-19, akibatnya jauh lebih buruk,” kata Bauld. (tvl)

.

Back to top button