Oikos

Diet Karbohidrat, Pilih Asupan Lemak atau Protein Tinggi?

JERNIH – Saat mencoba menurunkan berat badan, hal pertama yang kebanyakan orang kurangi lewat diet adalah karbohidrat. Asupan karbohidrat yang berlebihan selalu dikaitkan dengan penambahan berat badan.

Orang umumnya memiliki dua cara untuk mengisi kekosongan setelah mengurangi karbohidrat yakni dengan asupan protein atau lemak. Kedua pendekatan tersebut berfokus pada konsumsi rendah karbohidrat, tetapi jalur penurunan berat badan berbeda satu sama lain secara drastis.

Apakah diet rendah karbohidrat itu?

Seperti dikutip dari TimesofIndia, sebagian besar kalori harian kita berasal dari karbohidrat. Diet rendah karbohidrat berfokus pada pengurangan asupan karbohidrat dan mengisi celah yang tercipta melalui lemak atau protein. Sekitar 50 persen dari makanan kita terbuat dari karbohidrat. Saat mengikuti diet rendah karbohidrat, seseorang harus mengurangi asupan karbohidrat sesuai tujuan penurunan berat badan mereka.

Diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat

Sementara Keto adalah contoh diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat. Dalam diet ini, asupan karbohidrat sangat rendah, sekitar 10 hingga 15 persen. Selain itu, asupan lemaknya sangat tinggi sekitar 45 hingga 50 persen dan sisanya berasal dari protein. Asupan lemak tinggi membantu tubuh mencapai fase yang disebut ketosis, di mana ia mulai membakar lemak, bukan karbohidrat untuk energi.

Diet tinggi protein dan rendah karbohidrat

Protein, seperti yang kita semua tahu, adalah bahan penyusun kehidupan. Itu ada di setiap sel tubuh dan membantu perbaikan sel. Pada pola makan seperti ini, asupan proteinnya tinggi, karbohidrat dibatasi 30 hingga 35 persen dan jumlah kalori yang tersisa berasal dari lemak.

Mana yang lebih baik?

Studi menunjukkan bahwa apakah Anda memilih protein tinggi atau tinggi lemak, Anda akan berhasil menurunkan berat badan. Sebuah laporan yang diterbitkan oleh sekelompok peneliti Australia pada tahun 2004 menyatakan bahwa kedua diet tersebut menunjukkan hasil yang efektif dalam hal melangsingkan tubuh. Tetapi sulit bagi mereka untuk menunjukkan mana yang lebih baik dari yang lain.

Penelitian dilakukan dalam dua tahap pada 57 pria dan wanita obesitas, semuanya berusia antara 40 hingga 60 tahun. Para sukarelawan dibagi secara acak menjadi dua kelompok. Satu kelompok diminta untuk mengonsumsi 34 persen protein dengan 37 persen karbohidrat, sementara kelompok lain mengonsumsi 45 persen lemak dan jumlah karbohidrat yang sama.

Setelah 52 minggu penelitian ekstensif, ditemukan bahwa kedua kelompok orang tersebut mampu menurunkan 5 hingga 8 persen berat badan dan tekanan darah, gula darah, insulin, dan kadar kolesterol mereka sama di kedua kelompok.

Memang benar bahwa kedua pendekatan diet membantu menurunkan jumlah berat badan yang sama, tetapi menurut para ahli yang mengikuti diet tinggi lemak untuk waktu yang lama bukanlah ide yang baik. Meskipun Anda mendapatkan lemak dari sumber sehat seperti omega-3 dan lemak tak jenuh tunggal, ini tetap bukan pilihan yang sehat. Diet tinggi lemak juga membuat Anda kehilangan variasi buah dan sayuran, yang berdampak negatif pada kesehatan. [*]

Back to top button