Oikos

Ini 4 Jenis Masker, Jangan Sampai Salah Pilih

Jakarta – Masker diburu warga untuk melindungi diri dari penularan virus corona (Covid-19). Masker dapat mencegah mulut maupun hidung dari dari terpaan virus atau bakteri.

Setidaknya ada 4 jenis masker yang digunakan masyarakat sejak kasus pandemi ini bermunculan. Di antaranya masker bedah, masker respirator seperti N95 dan FFP1, masker karbon aktif, hingga masker kain.

Setiap masker memiliki cara kerja yang berbeda dalam menangkap dan menghentikan bakteri serta virus yang ingin masuk ke dalam saluran pernapasan anda. Masker mana yang cocok untuk digunakan selama pandemi corona? Times of India memberikan panduannya.

1. Masker bedah

Masker ini tidak benar-benar 100% melindungi anda dari tertularnya virus corona. Hal ini lantaran masker bedah memiliki celah dan bentuk yang sedikit longgar di sekitar mulut. Sebaiknya, masker bedah dipakai oleh mereka yang tengah sakit. Kualitasnya yang baik dapat menghentikan penularan berbagai jenis virus hingga 80-90 persen. Dengan menggunakan masker ini, partikel yang dikeluarkan oleh pemakainya, seperti ludah atau lendir tak bisa keluar dari masker.

2. Masker N95 dan FFP1

Masker jenis ini memiliki katup pernapasan yang dapat menyaring penumpukan kelembaban. Mereka juga bekerja secara drastis lebih baik dalam menyaring dan menghentikan polutan, virus, dan bakteri memasuki mulut atau lorong hidung, dengan kemanjuran 95 persen.

Masker respirator N95 bentuknya sedikit lebih ketat daripada masker bedah dan dapat memfilter 95% partikel seukuran 0,3 mikron atau berdiameter lebih besar, kira-kira seukuran virus tunggal dan partikel berukuran 2.5 mikron. Harga masker ini terbilang mahal tetapi wajar karena menawarkan tingkat perlindungan tertinggi.

Sementara itu, masker FFP1 dianggap sebagai alternatif dari masker N95. Masker FFP1 melindungi seseorang dari menghirup partikel yang kualitasnya lebih berbahaya. Masker ini biasanya juga lebih aman dipasang di sekitar hidung dan mulut untuk memastikan bahwa partikel beracun atau berbahaya tidak masuk.

3. Masker karbon aktif

Dengan filter karbon aktifnya, masker ini dapat \membantu mengumpulkan dan menyaring polutan dan kuman, agar menghirup udara yang lebih bersih. Tak hanya itu juga dapat meningkatkan kapasitas paru-paru dan otot-otot pernapasan, khususnya bagi mereka yang tinggal di kota dengan polusi tinggi.

Karena itu, masker ini bekerja sangat baik dalam memerangi polusi dan partikel kecil seperti bakteri dan jamur yang menyebar melalui udara yang kita hirup, serta membantu mencegah alergi.

Hanya saja, masker ini tidak terlalu efektif digunakan untuk mencegah masuknya virus corona. Masker ini hanya dapat menyaring 10-20 persen virus yang masuk dan karenanya mungkin ini bukan pilihan terbaik.

4. Masker kain

Masker menjadi alternatif di tengah kelangkaan masker di pasaran saat ini. Akibatnya, banyak warga dan perusahaan memilih membuat masker sendiri. Hanya saja, masker kain hanya menyaring sekitar 50 persen bakteri dan polutan debu.

Belum tahu khasiat masker ini apakah dapat menangkal virus atau tidak namun setidaknya dengan masker ini orang menjaga area wajah mereka di tengah pandemi ini. [*]

Back to top button