Kanker Jenis Ini Tak Banyak Diketahui Masyarakat
Bandung – Kanker menjadi penyebab nomor satu kematian di negara-negara maju sepanjang satu decade dalam survei global tren kesehatan dunia. Dari sejumlah kasus kanker itu, kanker kolorektal adalah yang paling banyak tidak diketahui masyarakat umum.
“Kanker kolorektal yang paling banyak tidak diketahui masyarakat. Gejalanya tersamar dengan penyakit lain yang lebih umum, menjadi penyebab mengapa utama kanker kolorektal tak banyak diketahui,” kata Senior Consultant Medical Oncology Parkway Cancer Centre Dr Zee Yin Kiat pada Kamis (30/1/2020), di Bandung.
Saat ini prevalensi penderita kanker di Indonesia adalah 1,4 persen dengan jumlah total 347.792 penderita. Di Jawa Barat, masyarakat yang menderita penyakit kanker bertambah banyak dua kali lipat dalam sepuluh tahun terakhir. Data dari Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung pada 2017 menyebut, sebanyak 21 dari 100.000 orang di Jabar diprediksi menderita penyakit kanker.
Berdasarkan data Global Cancer Observatory (Globocan) 2018, kanker payudara menjadi yang paling banyak diderita masyarakat Indonesia (16,7%), lalu diikuti kanker serviks (9,3%), paru (8,6%), kolorektal (8,6%), dan hati (5,3%).
Dr Zee menjelaskan, kanker kolorektal adalah jenis kanker yang tumbuh pada usus besar (kolon), atau pada bagian paling bawah dari usus besar yang terhubung ke anus (rektum). Kanker ini juga dikenal dengan sebutan kanker kolon atau kanker rektum, tergantung pada lokasi tumbuhnya kanker.
Gejala kanker kolorektal, seringkali dirasakan pasien ketika kanker sudah berkembang jauh. Pada Survei Globocan 2018, kanker kolorektal adalah kanker nomor dua paling banyak diidap pria setelah kanker paru di Indonesia. Namun di Singapura, kanker kolorektal dideteksi merupakan kanker yang paling umum ditemukan pada perempuan.
“Kebanyakan kanker kolorektal, bermula dari polip usus atau jaringan yang tumbuh di dinding dalam kolon atau rektum. Namun, tidak semua polip akan berkembang menjadi kanker kolorektal. Kemungkinan polip berubah menjadi kanker juga tergantung kepada jenis polip itu sendiri,” ucapnya.
Zee menambahkan bahwa pendeteksian secara dini kanker yang umum dapat diobati dan dapat menyelamatkan hidup pasien. Kanker kolorektal yang terjadi di usus besar atau dubur, tidak berkembang dalam semalam. Diperlukan waktu bertahun-tahun untuk berkembang dan karenanya dapat dideteksi dan diobati sejak dini.
Biasanya kanker kolorektal, dimulai sebagai jaringan dengan pertumbuhan jinak yang disebut polip pada lapisan dalam usus besar atau rektum. Meskipun polip tidak bersifat kanker, mereka dapat berkembang menjadi kanker dalam jangka waktu yang lama. Faktanya, sebagian besar kanker kolorektal berkembang dari polip.
“Sejak 2007, terapi bertarget oral diperkenalkan Parkway Cancer Centre, Singapura. Perawatan ini melihat peningkatan dalam tingkat respons dari 10 persen menjadi 30 persen. Terapi itu kini menjadi standar perawatan di PCC, terlepas dari deteksi dini dan upaya pengobatan lainnya, dan gaya hidup sehat yang dapat mengurangi risiko terkena kanker kolorektal maupun ginjal,” ujar dia. [Zin]