OJK Lakukan Ini karena Crazy Rich Bikin Resah
Keinginan cepat kaya tersebut menjadi salah satu penyebab masyarakat tergoda pada tawaran-tawaran berkedok investasi yang aslinya merupakan tawaran investasi bodong.
JERNIH-Fenomena crazy rich muda atau anak-anak muda yang berlimpah harta di tengah masyarakat mendapat perhatian Otoritas Jasa Keuangan (OJK) karena dianggap memberikan pengaruh buruk terhadap masyarakat terutama kalangan muda yang belum paham tentang keuangan.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, bahkan menilai jika keberadaan crazy rich tersebut cenderung membangun budaya instan di kalangan masyarakat terutama kalangan muda.
Kondisi ini menjadi salah satu penyebab masyarakat mudah tergiur dengan penawaran-penawaran yang menjanjikan kaya secara instan.
“Itu kan (crazy rich) sebenarnya kalau kita lihat ngajarin sesuatu yang instan. Kan kalau kita nabung itu pelan-pelan, sedikit demi sedikit jadi bukit. Ini instan, orang bisa kaya cepet pakai apa sih?,” kata wanita yang akrab disapa Kiki, di Balai Kota Bogor, Jawa Barat, pada Selasa (25/7/2023) lalu.
Keinginan cepat kaya tersebut menjadi salah satu penyebab masyarakat tergoda pada tawaran-tawaran berkedok investasi yang aslinya merupakan tawaran investasi bodong di antaranya aktivitas seperti robot trading, dan skema-skema penipuan lainnya yang kini semakin berkembang berkat kemajuan teknologi.
baca juga : BPOM Rilis 13 Kosmetik Mengandung Mercuri. Ini Daftarnya
“Banyak kan skema-skemanya. Produk-produk yang nggak jelas itu. Dipikirnya bakal cepet kaya, taunya ketipu,” katanya menambahkan.
Produk-produk investasi bodong telah memakan banyak korban. Salah satu contoh terbarunya, ada kasus investasi bodong robot trading Net89 dengan kerugian ditaksir mencapai Rp 326 miliar berdasarkan Akuntan Publik (KAP).
“Nilai kerugian juga sudah meningkat. Dan korbannya juga banyak. Tapi kita sekarang mau kita berantas,”.
Untuk itu OJK berupaya memberi pendidikan sejak dini lewat program literasi keuangan kepada anak-anak SD yang diselenggarakan OJK pada hari ini di Kota Bogor.
“Kalau kita lihat anak-anak sekarang dengan berbagai godaan untuk konsumtif sangat mudah ya. Dengan adanya gadget dan lain-lain bisa kemudian mudah tergoda beli barang-barang yang sebenarnya nggak perlu. Jadi kita mengajarkan bagaimana anak-anak mengenai budaya menabung sejak kecil,”.
Sejak dini anak-anak harus diberi edukasi dan literasi keuangan secara gencar dari industri keuangan agar pengetahuan tentang keuangan dan pemahaman investasi bisa meluas.
“Korbannya banyak. Jadi kita mengajari anak-anak belajar dulu. Jadi ngerti, yang legal dan logis,” kata Kiki.
Literasi keuangan sangatlah penting agar masyarakat lebih paham dan sadar tentang bagaimana caranya mengelola keuangan. Dengan demikian, masyarakat pun bisa terhindar dari aktivitas-aktivitas ilegal mulai dari robot trading ilegal, pinjaman online (pinjol) ilegal, hingga investasi bodong.
Dengan demikian, masyarakat terutama kalangan muda tak lagi mudah termakan dengan rayuan para influencer. (tvl)