Pasien Varian Omicron di Inggris Meninggal Dunia
Saat ini baru Inggris yang telah mengumumkan secara terbuka ke luar Inggris tentang kematian akibat varian Omicron.
JERNIH-Perdana Menteri Boris Johnson menyampaikan kabar duka, satu orang pasien positif yang tertular virus Corona varian Omicron meninggal dunia. Ini adalah kematian pertama varian Omicron yang dikonfirmasi publik secara global.
Hingga jenazah dimakamkan, Pemerintah Inggris tidak memberitahu data atau identitas pasien tersebut. Demikian juga tidak ada penjelasan apakah pasien telah divaksinasi atau memiliki masalah kesehatan yang mendasarinya.
Saat ini baru Inggris yang telah mengumumkan secara terbuka ke luar Inggris tentang kematian akibat varian Omicron. Di negara lain mungkin sudah ada yang meninggal juga namun belum ada yang mengumumkan secara terbuka.
Johnson sebetulnya sudah lama memerintahkan pembatasan yang lebih ketat sejak kasus varian Omicron terdeteks, yakni pada 27 November lalu. Ia bahkan mengingatkan warga Inggris tebtang varian Omicron yang dosebutnya ‘dapat mengatasi pertahanan kekebalan dari mereka yang diinokulasi dengan dua suntikan vaksin’.
“Sayangnya setidaknya satu pasien kini telah dipastikan meninggal dengan Omicron.
“Jadi saya pikir gagasan bahwa ini adalah versi virus yang lebih ringan, saya pikir itu adalah sesuatu yang perlu kita atur (untuk) satu sisi, dan hanya mengenali kecepatan yang dipercepat melalui populasi,” kata PM Johnson dalam keterangan di pusat vaksinasi London, dilansir Reuters. Pada Selasa (14/12/2021).
Saat ini Inggris tengah merawat sepuluh akibat Omicron di rumah sakit di berbagai bagian Inggris. Mereka yang terinfeksi varian Omicron berusia antara 18 hingga 85 tahun. Mereka yag terinfeksi varian Omicron juga telah menerima dua dosis vaksinasi.
Senada dengan PM Johnsaon, Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid mengatakan, varian Omicron dari virus Corona dalam waktu 48 jam ke depan akan menyebar dengan cepat dan menjadi varian dominan di ibu kota Inggris.
“Tidak ada varian COVID-19 yang menyebar secepat ini,” kata Menteri Javid.
“Sementara Omicron mewakili lebih dari 20 persen kasus di Inggris, kami telah melihatnya meningkat menjadi lebih dari 44 persen di London dan kami prediksi itu menjadi varian COVID-19 yang dominan di ibu kota dalam 48 jam ke depan,”.