Saat Wabah Covid-19, Sunat Bisa Dilakukan di Rumah
Jakarta – Pemerintah terus meminta warganya untuk tetap berada di rumah sebagai salah satu cara pencegahan penyebaran virus corona (Covid-19). Beragam aktivitas yang seharus dilakukan di luar rumah pun jadi tertunda. Salah satunya menyunat anak.
Pilihan untuk sunat di rumah adalah salah satu cara yang dianggap lebih praktis, pasien tidak harus beranjak ke mana-mana, baik sebelum melakukan tindakan, maupun setelahnya. Selain itu, momentum libur sekolah dan belajar di rumah secara online juga bisa menjadi momentum yang baik untuk anak melakukan sunat.
“Sebenarnya sunat bisa dilakuan di rumah. Pasien dan keluarganya cukup mempersiapkan diri di rumah,” ungkap dr. Mahdian, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (3/4/2020). Tim dari Rumah Sunat dr Mahdian, akan datang membawa segala persiapan yang diperlukan beserta dokter dan perawat yang berpengalaman dengan perlengkapan APD (alat pelindung diri) sesuai ketentuan medis sehingga pasien akan merasa tambah aman.
Rumah Sunat ini memang klinik khusus khitan, baik dokter maupun perawatnya tentunya hanya menangani pasien khitan, berbeda dengan klinik kesehatan yang menangani pasien dengan berbagai keluhan penyakit, sehingga relatif lebih minim risiko. Jika ingin melakukan konsultasi dapat melalui telepon atau whatsapp, sehingga orangtua/keluarga tidak perlu melakukan kunjungan langsung ke klinik.
Saat ini metode sunat dibedakan menjadi tiga yaitu tradisional, konvensional, dan modern. Tradisional seperti halnya yang diterapkan di pedesaan, masih menggunakan alat pisau, golok atau bambu. Sementara metode konvensional, melarang pasien khitan untuk beraktivitas.
Sedangkan metode sunat modern yang digunakan dengan teknik Mahdian Klem dijamin memiliki risiko yang minim dibandingkan dengan kedua metode sunat lainnya. Melindungi dari infeksi silang dari berbagai penyakit karena merupakan sekali pakai. Berbeda dengan metode lainnya yang dapat digunakan berulang kali.
Prosesnya yang lebih cepat, untuk sunat anak hanya membutuhkan waktu 5-10 menit, setelah sunat pasien bisa kembali beraktivitas seperti biasanya, proses penyembuhan yang cepat dan menjadi metode sunat yang diakui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Selain penggunaan metode sunat klem, Rumah Sunat ini juga menggunakan teknologi sunat tanpa suntik. Menurut The American Psychiatric Association, terdapat 10 persen orang di dunia yang memiliki fobia terhadap jarum suntik.
“Biasanya, orang yang memiliki fobia tersebut akan menghindari perawatan medis dengan menggunakan jarum suntik. Jika sudah begitu, maka dapat menghambat perawatan kesehatan,” tambah dr. Mahdian. [*]