Sri Mulyani Curhat Kinerja Mengkilap Tapi Masih Dihujat
Sebagai manusia biasa, tentu Sri Mulyani mengharapkan apresiasi dan dukungan dari berbagai pihak, sebab hal yang sudah dicapai pihaknya sebagai pengumpul keuangan negara untuk kepentingan bersama.
JERNIH-Menteri Keuangan Sri Mulyani, tengah gundah gulana. Betapa tidak, meski dia beserta jajaran Kementerian Keuangan sudah berhasil mencetak rekor penerimaan pajak di atas 100 persen dari target yang dipatok, masih saja ada yang melontarkan kritik kepadanya. Padahal, dia merasa sudah bekerja dengan sangat apik
“Ada yang memberikan komentar ‘oh ini targetnya diturunkan’. Ini harusnya tidak muncul, karena seluruh isi APBN disusun pemerintah bersama DPR RI dengan mempertimbangkan kondisi yang terjadi saat itu. Terutama melihat penyebaran COVID-19 yang terus bermutasi, nah target sama-sama kita pelototi kan ya bapak ibu sekalian. Jadi kita juga lihat berdasarkan growth, berdasarkan risiko dan seberapa kuat pemulihan,” kata Sri Mulyani mencurahkan isi hatinya.
“Semuanya di atas 100% atau tumbuh double digit di atas 20%,” katanya melanjutkan curhatnya dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta, Rabu (19/1).
Sebagai manusia biasa, tentu Sri Mulyani mengharapkan apresiasi dan dukungan dari berbagai pihak, sebab hal yang sudah dicapai pihaknya sebagai pengumpul keuangan negara, untuk kepentingan bersama.
Soalnya, penerimaan negara terbukti mampu menembus bahkan melebihi target yang sudah dipatok. Dia menyebutkan, kinerja perekonomian tahun 2021 lalu, ditutup dengan sangati baik dengan angka terkumpul sebanyak Rp 2.003,1 triliun atau menyentuh angka 114,9 persen dibanding target Rp 1.743,6 triliun.
“Ini tak terlepas dari penerimaan pajak, kepabeanan hingga penerimaan negara bukan pajak tumbuh sangat tinggi di tahun lalu. Juga didukung harga komoditas yang meningkat sehingga penerimaan pajak melonjak 19,2% year on year,” kata Sri.
Apalagi, masih menurut dia seperti diberitakan SindoNews, penerimaan pajak sudah memecahkan rekor setelah 12 tahun tak pernah tercapai targetnya. APBN mematok angka Rp 1.229,6 triliun, tapi realisasinya Rp 1.277,5 triliun.
“Jadi kalau kita sekarang hadapi achievement yang cukup baik harusnya kreditnya tetap diberikan kepada mereka yang kerja luar biasa kuat dari sisi penerimaan pajak, bea cukai dan PNBP,” katanya.[]