Andrew Tate tak Layak Jadi Panutan Muslim; Hanya Seorang Misoginis yang Vulgar
Tate mengatakan dia mengajarkan kebenaran tentang dunia. Tetapi penekanannya pada kekayaan, kemewahan, dan mobil mewah menunjukkan retorikanya materialistis, individualistis dan sangat dangkal. Misalnya, tidak jelas apa sebenarnya “matriks” yang dibicarakan Tate, yang diduga menekan kita dan membuat kita terjebak—selain teori konspirasi yang samar namun terdengar dramatis.
Oleh : Imran Mullah
JERNIH–Andrew Tate, mantan kickboxer professional, kini menjelma jadi influencer media sosial dalam arti paling ekstrem. Pertengahan 2022, selebritas Inggris-Amerika ini menjadi orang yang paling banyak dicari orang di Google. Pada bulan Oktober lalu, saat menyatakan diri masuk Islam, dia juga memicu kegilaan di dunia maya.
Di platform media sosial TikTok, tagar Andrew Tate telah ditonton lebih dari 10 miliar kali. Dia memiliki 4,5 juta pengikut di Twitter dan situs web berbasis langganan, Hustler’s University, dan mengklaim telah ‘mengajar’ lebih dari 100.000 siswa.
Di Inggris, para guru sekolah meningkatkan kewaspadaan atas pengaruh Tate terhadap para siswa. Fansnya yang kebanyakan remaja, memanggilnya “legend” dan “Top G“. Menjawab berbagai kritik terhadap Tate, para fans ini membals dengan bertanya,”Apa warna Bugatti Anda?”–mengutip pria yang mereka kagumi itu saat membual tentang salah satu mobil sportnya.
Tate, seorang misoginis yang memproklamasirkan diri, dipuji oleh para pengikutnya sebagai pengusaha yang sangat sukses, yang mempromosikan maskulinitas, kerja keras dan kemandirian. Tate mendesak para fansnya itu untuk keluar dari “matriks” dan mengendalikan hidup mereka sendiri. Kontan, Tate menjadi panutan. Seperti yang dikatakan Tate sendiri: “Saya punya rumah besar, saya punya mobil super, saya bisa tinggal di mana pun saya mau, saya punya wanita tanpa batas… I’m an amazing role model!” Wow!, begitu rendah hati.
Tate baru-baru ini ditangkap di Rumania. Jaksa menuduh dia dan rekan-rekannya merekrut wanita muda untuk bisnis pornografi webcam. Menurut Jaksa,”Para korban telah menjadi sasaran “kekerasan fisik dan pemaksaan mental melalui intimidasi, pengawasan terus-menerus, kontrol dan terbelenggu utang.”
Tate membantah tuduhan itu.
Video viral
Apa artinya manakala seorang pria yang menghasilkan jutaan dolar AS dari pornografi itu tidak hanya sangat populer di kalangan pemuda di Barat (terutama Inggris), tetapi juga sangat berpengaruh di kalangan pemuda Muslim?
Sebelum menjadi seorang Muslim, meski bersahabat dengan aktivis anti-Islam Inggris, Tommy Robinson, Tate tercatat pernah memuji Islam. Dia menyebutnya “agama terakhir” dan berpendapat bahwa “tidak ada agama lain yang memiliki batasan yang mereka tegakkan”. Tate mencatat bahwa orang “tidak akan menghina Islam. Tidak ada yang akan tidak menghormatinya karena mereka takut.”
Video viral saat Tate berbicara positif tentang Islam meningkatkan profil dan popularitasnya di kalangan Muslim di seluruh dunia. Seorang cendekiawan Islam terkemuka Amerika Serikat bahkan muncul di podcast bersamanya.
Sekarang dia telah menjadi Muslim. Beberapa Muslim Inggris yang menjadi fans Tate mengatakan mereka berharap retorikanya akan berubah. “Setelah menerima Islam, Tate perlahan-lahan akan mengubah cara,” kata seorang pendukung Tate yang tidak mau menyebutkan nama kepada Middle East Eye.
“Dia baru saja bertobat, jadi dia berusaha lebih baik, menurut saya,” kata yang lain.
Namun sejauh ini, retorika publik Tate tak banyak berubah. Jauh dari mengutuk pernyataan dan pekerjaannya di masa lalu dalam pornografi, sebelum penangkapannya, Tate terus membuat komentar seksual tentang wanita di Twitter, dan membual tentang kekayaan dan prestise.
Tapi Tate juga berbicara tentang nilai kemandirian, akal, dan kerja keras. Inilah yang beresonansi dengan orang-orang. Seorang wanita Muslim berusia 20 tahun yang mengkritik Tate tetapi menyukai sebagian pesan-pesannya, bergabung dengan Hustler’s University untuk mengetahui lebih banyak. “Banyak basis penggemarnya mendapat manfaat dari kontennya dan secara nyata meningkatkan kehidupan mereka,” katanya kepada MEE. “Meskipun pesannya belum tentu revolusioner atau inovatif, itu yang terhubung kepada orang-orang yang mendapat manfaat darinya.”
Karisma pribadi
Popularitas Tate sebagian karena karisma pribadi, dan perasaan bahwa dia otentik serta mempraktikkan apa yang dia khotbahkan. “Semua yang dia katakan, dia lakukan. Dia punya kehidupan–dia bekerja keras untuk itu,” kata seorang penggemar Muslim berusia 19 tahun kepada MEE. “Dia mengatakan segalanya dengan cara sesederhana mungkin, sesuatu yang tidak semua orang bisa lakukan.”
Dan Tate mengisi kekosongan: banyak pria muda, bukan hanya Muslim, merasa bahwa hanya ada sedikit sosok menarik di dunia maya yang mempromosikan kebajikan maskulin dan mendorong sukses materi. Mereka melihat Tate menentang sayap kiri, wacana progresif yang umum di aplikasi seperti TikTok. Dia anti-kemapanan, mereka menunjuk—para guru membencinya, perusahaan media sosial raksasa melarangnya dari platform mereka– dan dia dipandang sebagai suara langka yang menawarkan solusi kepada pemuda dari nestapa modernitas.
Tapi Tate menghasilkan jutaan dolar dari pornografi, dan banyak dari video populernya menampilkan bahasa misoginis secara eksplisit. Kontradiksi mendasar dalam mereknya adalah bahwa model maskulinitas “Andrew Tate” sangat berbeda dari cita-cita maskulinitas tradisional yang dipromosikan dalam agama seperti Islam, yang dianut Tate.
Hal itu ditunjukkan baru-baru ini oleh penulis terkemuka Nassim Nicholas Taleb, seorang Kristen: “Secara tradisional pria mengekspresikan ‘kekuatan’ mereka dengan bersikap lembut, ramah dan protektif. Masalah Andrew Tate adalah bahwa pria muda dan ultra-feminis sekarang akan mengasosiasikan ekspresi tersebut dari ‘maskulinitas’ dengan gaya dan psikopatnya secara umum, bukan dengan bentuk tradisionalnya,” cuitnya.
Penulis Louise Perry juga berpendapat bahwa “peran maskulin yang didambakan (Tate) adalah peran modern yang aneh, karena hal itu memotong begitu banyak hal yang membentuk kejantanan bersejarah… Tate’s pick ‘n’ mix gender narsisisme adalah semua tentang hak untuk mendominasi, bicara kekuatan, dan ‘percaboan’, tanpa kewajiban apa pun untuk keluarga dan komunitas.
Wacana dangkal
Banyak Muslim juga mengkritik retorikanya. Berbicara sehubungan dengan masuknya Tate ke dalam Islam, cendekiawan Islam Amerika terkemuka Yasir Qadhi mengatakan November lalu: “Mengenai ucapan macho, merendahkan wanita, mengejek mereka, membuat mereka merasa buruk–dari mana Anda mempelajari maskulinitas ini? Di mana dalam Quran dan Sunnah? Di mana dalam sirah Nabi SAW Anda menemukan maskulinitas?
Dia melanjutkan: “Jadi, jika ada mualaf yang memeluk Islam, kami menyambut mereka… tetapi jika kami ingin menempatkan mereka di atas tumpuan atau platform, mereka sebaiknya bertindak bersama. Mereka sebaiknya belajar berbicara dengan benar tentang dien (agama) jika kita ingin mempromosikan mereka.”
Lebih dari segalanya, profil tinggi Tate menunjukkan kedangkalan wacana publik, terutama di media sosial. Pengikut Tate mengatakan dia mengajarkan kebenaran tentang dunia. Tetapi penekanannya pada kekayaan, kemewahan, dan mobil mewah berarti retorikanya materialistis, individualistis dan sangat dangkal.
Misalnya, tidak jelas apa sebenarnya “matriks” yang dibicarakan Tate, yang diduga menekan kita dan membuat kita terjebak–selain teori konspirasi yang samar namun terdengar dramatis. Retorika Tate mungkin terdengar radikal dan mendalam, tetapi menenggelamkan setiap diskusi serius tentang masalah tatanan politik dan ekonomi yang berlaku dan bagaimana memperbaikinya.
Banyak pemuda Muslim (dan kaum muda umumnya) sangat tidak puas dengan dunia modern. Mereka membutuhkan bimbingan etis, panutan yang kuat, dan makna yang dalam. Alih-alih, dari Tate mereka hanya mendapatkan Hustler’s University, “Top G merchandise“, dan misogini vulgar dosis tinggi. [Middle East Eye]
Imran Mulla telah menulis antara lain untuk The Critic, Conservative Home, Athwart, Panoramic the Magazine dan Traversing Tradition.