Politeia

18 Tank Harimau Perkuat Alutsista TNI AD

Menjaga negara dengan kondisi geografis seperti Indonesia membutuhkan alutsista yang lebih spesifik dan sesuai medan. Tank Harimau adalah jawaban. Sekaligus menjaga kemandirian produksi dalam negeri.

JERNIH –  Indonesia memperluas persenjataan militernya dengan menambahkan tank Harimau produksi lokal untuk memperkuat pertahanan nasional, ujar Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto. Ia mengatakan langkah ini merupakan respons terhadap ancaman modern dan geografi Indonesia yang luas, yang mencakup pulau-pulau terpencil dan sulit dijangkau.

“Perang modern berkembang pesat. Jika kita tidak mengikutinya, bagaimana kita bisa melindungi rakyat kita?” ujar Agus.

TNI AD saat ini mengoperasikan 18 tank Harimau, sebuah pengembangan bersama antara Indonesia dan Turki. Tank ini diproduksi di dalam negeri dan merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk memodernisasi sistem pertahanan negara.

hadirnya Tank Harimau, kendaraan tempur hasil kerja sama industri pertahanan Indonesia dengan Turki. Kehadiran tank ini bukan sekadar penambahan aset militer, melainkan sebuah pencapaian strategis yang mencerminkan tekad bangsa untuk keluar dari ketergantungan terhadap produk luar negeri, sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam percaturan geopolitik kawasan.

Gagasan menghadirkan Tank Harimau berawal dari kebutuhan Indonesia akan kendaraan tempur kelas menengah yang tangguh, lincah, namun sesuai dengan kondisi geografis nusantara. Tank berat seperti Leopard 2 memang memiliki daya gempur tinggi, tetapi bobot dan dimensinya tidak selalu sesuai untuk daerah bergunung, rawa, atau hutan tropis Indonesia. Di sisi lain, Indonesia juga ingin memperkuat industri pertahanannya melalui transfer teknologi, bukan hanya membeli produk jadi.

Turki, melalui perusahaan FNSS Defense Systems, memiliki pengalaman dalam merancang kendaraan tempur modern yang fleksibel. Sementara itu, Indonesia mengandalkan PT Pindad (Persero) sebagai ujung tombak industri pertahanan darat. Dari sinilah lahir kolaborasi untuk mengembangkan tank medium dengan spesifikasi sesuai kebutuhan TNI AD.

Karakteristik dan Keunggulan

Tank Harimau memiliki bobot sekitar 35 ton, menjadikannya lebih ringan dibanding tank utama tempur (MBT) yang biasanya mencapai 60–70 ton. Dari sisi performa, Tank Harimau dibekali mesin diesel bertenaga 711 hp, yang mampu mendorong kendaraan hingga kecepatan 70 km/jam di jalan raya dan sekitar 40 km/jam di medan berat. Dengan radius operasi mencapai 450 km, tank ini mampu menjalankan misi jarak menengah tanpa tergantung penuh pada logistik berulang-ulang.

Senjata utamanya adalah meriam Cockerill 105 mm dengan autoloader, yang memungkinkan pengisian amunisi secara otomatis tanpa membutuhkan banyak awak. Meriam ini mampu menembakkan berbagai jenis peluru, termasuk peluru anti-tank modern yang dapat menembus lapisan baja tebal. Sistem stabilisasi senjata memungkinkan penembakan presisi meski tank sedang bergerak.

Selain meriam utama, tank ini dilengkapi senapan mesin koaksial 7,62 mm serta senapan mesin berat 12,7 mm di bagian atap, efektif untuk melawan infanteri atau drone bersenjata. Dari sisi perlindungan, Tank Harimau menggunakan lapisan baja modular yang bisa ditingkatkan sesuai ancaman, serta dilengkapi sistem proteksi balistik STANAG Level 5—artinya mampu menahan tembakan meriam kaliber 25 mm dari jarak dekat.

Teknologi komunikasi digital, sistem kendali tembakan canggih, hingga kamera thermal juga membuat tank ini bisa bertempur di malam hari maupun kondisi cuaca buruk.

Pemberian nama “Harimau” bukanlah kebetulan. Dalam simbolisme nusantara, harimau selalu identik dengan kekuatan, kelincahan, dan wibawa sebagai penguasa rimba. Harimau tidak selalu yang terbesar, tetapi dikenal sebagai predator puncak yang ditakuti karena ketepatan serangan, kecerdikan, dan keberanian.

Karakteristik inilah yang sejalan dengan filosofi tank medium Indonesia. Tank Harimau bukanlah tank terberat di dunia, tetapi justru kekuatan utamanya terletak pada mobilitas, kelincahan, serta daya gempur yang efektif. Seperti seekor harimau yang bisa mengendap dan menerkam dengan presisi, tank ini diharapkan mampu bergerak cepat, menyerang dengan mematikan, lalu berpindah sebelum lawan sempat membalas.

Salah satu keunggulan penting adalah adaptabilitas: Tank Harimau dirancang untuk menghadapi berbagai medan tempur, baik di Asia Tenggara yang tropis maupun kawasan lain. Dari sisi teknologi, kolaborasi ini juga memberikan kesempatan bagi insinyur Indonesia untuk belajar langsung tentang desain, manufaktur, hingga integrasi sistem persenjataan modern.

Lebih dari sekadar kendaraan tempur, Tank Harimau menjadi simbol penting bagi cita-cita Indonesia untuk mencapai kemandirian industri pertahanan. Proyek ini menandai langkah maju dalam transfer teknologi, karena PT Pindad kini bukan hanya merakit, tetapi juga memiliki peran dalam desain dan produksi komponen.

Bagi TNI, kehadiran tank medium ini memperkuat fleksibilitas operasional. Tank Harimau dapat digunakan baik dalam operasi militer besar maupun penugasan yang membutuhkan mobilitas tinggi, sehingga cocok untuk konsep pertahanan Indonesia yang berbasis pulau dan beragam medan.(*)

BACA JUGA: Houthi Tembakkan Rudal ke Kapal Tanker Milik Israel setelah Perdana Menterinya Tewas

Back to top button