Beberapa Fakta Terkait Kecelakaan Maut di Subang
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Wonogiri Waluyo memastikan bus tersebut terlambat melakukan uji KIR atau kadaluwarsa, Bus tersebut terakhir melakukan UJI KIR pada tahun lalu
JERNIH-Pada Sabtu (11/5/2024) terjadi kecelakaan maut terjadi di Jalan Raya Kampung Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, yang menewaskan 11 pelajar Siswa SMK Lingga Kencana, Depok itu. Bus tersebut menabrak kendaraan lain hingga terguling.
Berikut beberapa fakta yang ditemukan paska kecelakaan:
Bus dari Wonogiri;
Bus pariwisata Trans Putera Fajar dengan nomor polisi AD 7524 OG yang digunakan pelajar SMK Lingga Kencana Depok untuk wisata diketahui berasal dari Kabupaten Wonogiri, nama pemilik bus masih tertulis PT Jaya Guna Hage. Bua tersebut tercatat beroperasional di Wonogiri.
KIR Bus sudah kadaluwarsa
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Wonogiri Waluyo angkat bicara atas kejadian tersebut. Ia memastikan bus tersebut terlambat melakukan uji KIR atau kadaluwarsa dan terakhir melakukan UJI KIR pada tahun lalu
“Penelusuran Dishub Wonogiri, bus tersebut terakhir melakukan Uji KIR pada 6 Juni 2023 di Wonogiri,” kata Waluyo, Minggu (12/5/2024) di Jawa Tengah.
Ia mengaku mendapatkan informasi bus tersebut sudah tidak lagi beroperasi di Wonogiri. Dishub Wonogiri berjanji akan memberikan peringatan agar pemilik tertib melakukan uji KIR.
Status Bus AKDP (Antar Kota Dalam Provinsi)
Bus besar dengan tipe HINO/AK1JRKA tersebut milik warga Wonogiri dengan status AKDP (Antar Kota Dalam Provinsi). sehingga seharusnya tidak keluar dari provinsi.
“Di Wonogiri status bus masih AKDP (Antar Kota Dalam Provinsi) Kami tidak tahu bus itu tiba-tiba beroperasi sampai ke Subang,” kata Waluyo lebih lanjut.
Jumlah korban
Sejauh ini, jumlah korban yang dilaporkan Dinas Kesehatan Subang berjumlah 60 orang. Sebanyak 11 orang dilaporkan meninggal dunia, 27 orang luka berat, dan 13 orang luka ringan.
Polisi tidak temukanjejak rem di TKP
Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Pol. Aan Suhanan menyatakan bahwa hasil sementara dari olah tempat kejadian perkara (TKP) tidak menemukan jejak rem di lokasi kecelakaan bus terguling tersebut.
“Jadi kalau kami lihat dari TKP yang ada, ini tidak ada jejak rem dari bus tersebut. Yang ada itu bekas ban, satu bagian, diduga itu ban kanan, ada beberapa meter di situ. Kemudian sampai akhir titik kejadian di depan sana menabrak tiang listrik,” kata Aan.
Menurut dia, tidak adanya jejak rem bus yang terguling tersebut harus diselidiki lebih lanjut. Selain rem blong, ada kemungkinan pengemudi panik saat peristiwa maut itu terjadi.
Kemenhub duga rem blong
Kepala Bagian Hukum dan Humas Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Aznal menyatakan bahwa insiden sebuah bus pariwisata yang mengalami kecelakaan di kawasan Ciater, Subang, Jawa Barat, pada Sabtu, 11 Mei 2024, diduga akibat rem blong.
“Kecelakaan tersebut diduga karena adanya rem blong pada bus,” kata, dalam keterangan di Jakarta, Sabtu, 11 Mei 2024, malam WIB, dilansir Antara.
KNKT lakukan investigasi
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) membentuk tim untuk menginvestigasi penyebab kecelakaan bus yang mengangkut rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok dan menyebabkan 11 siswa meninggal dan puluhan siswa lainnya menderita luka berat maupun ringan.
“Sesuai tugas dan tupoksi kami menginvestigasi kecelakaan, mencari penyebab teknis dari kecelakaan ini untuk nantinya memberikan rekomendasi agar kecelakaan yang sama tidak berulang lagi,” kata Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono di Subang, Antara, Minggu, 12 Mei. (tvl)